Tuturpedia.com – Secara mengejutkan ilmuwan NASA menemukan adanya gempa terbesar yang pernah terjadi di Mars.
Pendarat InSight NASA (lander) mencatat gempa bumi berkekuatan 4,7 skala Richter pada 4 Mei 2022, yang oleh para ilmuwan diberi nama S1222a.
Peristiwa seismik raksasa di Mars adalah sebuah gempa yang mengguncang Planet Merah tahun lalu.
Diduga gempa mempunyai sumber yang tidak terduga, sehingga mengejutkan para ahli astrofisika dari seluruh dunia.
Namun, mereka mencurigai adanya serangan meteorit pada peristiwa tersebut.
Sebaliknya, kekuatan tektonik yang sangat besar di dalam kerak Mars yang menyebabkan getaran gempa.
Getaran gempa ini berlangsung selama enam jam di Mars sehingga ilmuwan menyatakan gempa tersebut bukan disebabkan oleh hantaman meteorit.
Mengutip dari laman Reuters, Kamis (19/10/23) para peneliti menyatakan bahwa gempa berkekuatan 4,7 skala Richter itu berpusat di wilayah Al-Qahira Vallis di belahan bumi selatan Mars, sekitar 1.200 mil (2.000 km) tenggara lokasi InSight di utara khatulistiwa.
Meskipun getaran gempa bisa dideteksi oleh InSight NASA, tapi asal-muasal gempa masih belum bisa dipastikan dan hanya sebuah dugaan.
Sebab, tidak ada fitur permukaan yang terlihat yang menunjukkan proses tektonik yang sedang berlangsung yang dapat menyebabkan gempa dahsyat tersebut.
Dikutip dalam laman Popular Science, Kamis (19/10/23) dalam sebuah studi dari tim Universitas Oxford yang bekerja sama dengan Badan Antariksa Eropa, Badan Antariksa Nasional Tiongkok, Organisasi Penelitian Luar Angkasa India, dan Badan Antariksa Uni Emirat Arab untuk menjelajahi lebih dari 55 juta mil persegi di Mars.
Setiap kelompok memeriksa data yang berasal dari satelitnya masing-masing untuk mencari kawah, awan debu, atau tanda-tanda lain dari dampak meteorit.
Karena pencarian tersebut tidak membuahkan hasil, mereka sekarang percaya bahwa S1222a disebabkan oleh pelepasan kekuatan tektonik besar dari dalam interior Mars.
“Kami masih berpendapat bahwa Mars tidak memiliki lempeng tektonik aktif saat ini, jadi peristiwa ini kemungkinan besar disebabkan oleh pelepasan tekanan di dalam kerak Mars, tekanan-tekanan ini adalah akibat dari evolusi selama miliaran tahun; termasuk pendinginan dan penyusutan berbagai bagian bumi dengan kecepatan berbeda.” tulis ahli geofisika planet Universitas Oxford, Benjamin Fernando.
Meskipun para ilmuwan tidak sepenuhnya memahami mengapa beberapa bagian Mars tampaknya mengalami banyak tekanan dibandingkan bagian lainnya.
Namun mereka percaya suatu hari nanti, informasi ini dapat membantu manusia memahami tempat yang aman bagi manusia untuk tinggal di Mars dan bagian mana yang mungkin harus dihindari.
S1222a adalah salah satu peristiwa terakhir yang dicatat oleh misi InSight NASA sebelum misi berakhir.
Pendarat InSight diluncurkan pada Mei 2018 dan selamat saat mendarat di Mars.
Di sana, lander mempelajari interior dan seismologi planet tersebut selama bertahun-tahun.
Data terakhir pesawat ruang angkasa dikembalikan pada Desember 2022, setelah meningkatnya akumulasi debu di panel surya menyebabkan InSight kehilangan daya.
Dalam empat tahun dan 19 hari pelayanannya, InSight mencatat lebih dari 1.300 gempa bumi.
Selain itu, setidaknya ada delapan peristiwa gempa disebabkan oleh dampak meteorit yang menyebabkan terbentuknya dua kawah terbesar terbentuk dengan diameter hampir 500 kaki.***
Penulis: Anna Novita Rachim
Editor: Nurul Huda