Jateng, Tuturpedia.com – Sebagian masyarakat kabupaten Blora, Jawa Tengah, berharap kepada pemerintah daerah untuk lebih memperhatikan arena sirkuit balap motor (Grasstrack dan Motocross) Super Mario di kawasan eks lapangan golf yang berada di wilayah Kelurahan Kunden. Rabu, (17/01/2024).
Bagaimana tidak? Pasalnya, sirkuit dengan standar Nasional yang memiliki panjang mencapai 1,2 kilometer dengan lebar 7-9 meter ini, dan sebagai sirkuit yang masih tergolong baru, saat ini kondisinya memprihatinkan.
Bahkan pantauan awak media ini di lokasi, terlihat, sejumlah tembok-tembok yang ada di kawasan eks golf ini penuh dengan corat-coret ulah tangan tak bertanggung jawab.
Selain itu, dari beberapa informasi yang dihimpun, juga sering dijadikan tempat mesum. Bahkan, banyak ditemukannya bungkus bekas alat kontrasepsi dewasa dan Obat kuat.
Tentunya hal tersebut mengundang perhatian keprihatinan masyarakat, salah satunya yakni Yudhi, warga kecamatan Blora kota ini mengaku sangat kecewa terhadap oknum-oknum masyarakat yang tak bisa menjaga dan merawat, fasilitas maupun tempat-tempat umum yang ada di eks golf.
“Prihatin, itu bisa dilihat, mulai pintu masuk hingga tempat berteduh di corat-coret. Dan lagi sering saya menemukan alat kontrasepsi seperti kondom bekas disini. Mohonlah, kalau kesini itu jaga dan rawat. Ini kan juga ada makam pendahulu- pendahulu kita, setidaknya hormati, jangan malah merusak atau mesum,” tegasnya.
Lebih lanjut, dirinya juga menceritakan Kembali bahwasanya sirkuit Super Mario memiliki kelebihan tersendiri jika dibandingkan dengan sirkuit di daerah lain.
“Ini kan bisa dilihat, Sirkuit Super Mario mempunyai pemandangannya bagus dengan pepohonan dan rumput yang hijau dengan tertata apik. Dan, di waktu siang maupun sore hari pohon-pohon ini berfotosintesis membuat kesejukan tersendiri. Padahal tempat ini sering juga dijadikan spot foto maupun prewedding. Ayolah kita jaga keindahannya,” ungkapnya.
Maka dari itu, pihaknya berharap kepada pemerintah kabupaten Blora untuk kembali menghidupkan eks lapangan golf tersebut.
Tentunya hal yang disampaikannya bukan tanpa alasan, sebab sebelumnya telah ramai oleh pengunjung dan ramainya pedagang.
“Dulu pedagang di sini ramai banyak, tapi dulu, kalau sekarang bisa dilihat, sepi banget. Sini ramainya kalau ada event. Dan waktu dulu juga setiap sore banyak pengunjung karena iya itu, pada melihat latihan Motocross,” jelasnya.
“Iya, mudah-mudahan pemerintah daerah juga mefokuskan sirkuit super Mario. Kalau memang tidak bisa dihidupkan kembali, mending dialih fungsikan jadi tempat yang membawa perubahan ekonomi,” jelasnya kembali.
Sementara itu, Lurah Kunden Fiqri Hidayat saat ditemui oleh awak media, dan sedang melakukan sidak dilokasi eks lapang golf, menyebut bahwa di bagian utara masih digunakan. Sementara di bagian selatan lah yang terkesan mangkrak.
Di bagian selatan itu banyak ditumbuhi pepohonan dan semak-semak yang tanpa rimbun. Banyak tempat rimbun, ditengarai warga jadi tempat nongkrong. Sehingga kami tingkatkan patroli,” terangnya.
Menurutnya, lapangan golf tersebut secara administratif masuk wilayah Kelurahan Kunden. Meski secara pengelolaan di bawah Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Kabupaten Blora.
“Jadi kami ikut mengawasi saja. Sejauh ini kami dengan Dinporabudpar sudah koordinasi cuma belum maksimal,” bebernya.
Pihaknya pun mengatakan bahwa dengan aset sebesar itu, harapannya pemerintah kabupaten Blora bisa berbuat banyak. Yakni,
dengan optimalisasi semacam membuat kegiatan dan event. Sehingga bisa berdampak ekonomi kepada masyarakat sekitar.
Dikesempatan yang sama pula, Bhabinkamtibmas Kelurahan Kunden Bripka Teguh Waluyo, juga menceritakan hal sama, yakni kerap mendapat laporan tempat tersebut kerap dijadikan untuk mesum.
“Saat ada laporan langsung terjun ke lokasi. Kami kerap menemukan sepasang orang bukan suami istri. Melakukan perbuatan tak semestinya,” tandasnya.
Ia, juga beberapa kali menemukan alat kontrasepsi, tisu magic, hingga bungkus jamu kuat di lapangan golf sebelah selatan itu.***
Kontributor Jawa Tengah: Lilik Yuliantoro
Editor: Nurul Huda