Semarang, Tuturpedia.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang lakukan penanganan adanya limpasan air yang terjadi di Perumahan Dahlia, Meteseh, Kecamatan Tembalang.
Diketahui, tembok pembatas atara Perumahan Dahlian dan Kali Tunggu sepanjang 20 meter jebol, sehingga air masuk ke kawasan tersebut.
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu (Mbak Ita) memastikan berita yang beredar di sejumlah media terkait adanya banjir besar, tidak ada.
“Pertama saya sampaikan tidak ada banjir besar, hanya limpasan dan ini sudah selesai. Kedua, saya sudah tanya pada Distaru bahwa Perumahan Dahlia ini KRK sebagian sudah terbit perorangan. Karena ini hanya pengembang kaveling siap bangun dan sebagian lagi belum terbit KRK,” ujar Mbak Ita saat melakukan tinjauan langsung pada Kamis (12/12/2024) siang.
Mbak Ita mengatakan, pemkot kesulitan untuk melakukan penanganan di perumahan tersebut.
“Ini pengembang belum ada izin sehingga bagaimana kita mau melakukan penanganan-penanganan seperti membuat tanggul yang baik. Pertama belum ada izin, kedua kan harusnya ada penyerahan BAST aset dan fasos, nah ini izin saja belum,” bebernya.
Pihaknya menegaskan, bagi pengembang untuk bisa menaati aturan dan tidak membohongi konsumen. Ditambah, dirinya meminta kepada jajaranya untuk lebih memberikan perhatian dan pengawasan terhadap izin pengembang perumahan.
“Ini saya juga minta pada teman-teman dari Distaru, dari Satpol PP, termasuk nanti juga pengawasan dari camat dan lurah,” tegasnya.
Namun, melihat kejadian tersebut, pihaknya tidak lepas tangan, sehingga warga tetap diutamakan.
“Meski sebenarnya belum izin tapi karena ini force major ya, karena ini bencana akhirnya teman-teman dari PU, teman-teman dari Damkar, dari Disperkim, termasuk Pak Camat dan BPBD ini kan semua memberikan bantuan untuk warga termasuk melakukan penanganan,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Semarang, Suwarto menjelaskan, pihaknya telah menurunkan tim untuk mengambil langkah darurat dalam menanggulangi talud yang ambrol.
“Agar air tidak meluap terlebih dahulu apabila terjadi hujan lagi, DPU dan BBWS akan melakukan penanganan darurat dengan sandbag terlebih dahulu,” terang Suwarto.
Kemudian, pihaknya akan memanggil pihak pengembang untuk menyelesaikan masalah tanggul secara permanen.
“Karena tanggul ini masih menjadi tanggung jawab pengembang, kami akan mendesak agar segera dilakukan penanganan yang sesuai,” katanya.
Di sisi lain, Ketua RT 8 RW 9 Kelurahan Meteseh, Trisno berharap ke depan ada solusi untuk pembuatan talud permanen, sehingga warga setiap musim hujan datang tidak was-was.
“Saya juga mewakili warga di sini ingin adanya penguatan talud. Karena kita kan di sini gak 1-2 tahun. Di sini kita pengen terus gitu,” ujar Trisno.***
Kontributor Kota Semarang: Alan Henry Pambuko
Editor: Annisaa Rahmah
