Indeks

Kudeta Militer di Gabon Usai Ali Bongo Terpilih Jadi Presiden, Apa Alasannya?

Terjadi kudeta di Gabon usai pemilihan presiden. | Foto: Instagram @president_abo
Terjadi kudeta di Gabon usai pemilihan presiden. | Foto: Instagram @president_abo

Tuturpedia.com – Sudah berkuasa selama 14 tahun, Ali Bongo Ondimba telah terpilih kembali menjadi Presiden Gabon pada Rabu, 30 Agustus kemarin. Hal ini menimbulkan pemberontakan dari sekelompok militer.

Pemilihan Presiden Gabon telah berlangsung sejak hari Sabtu, 26 Agustus lalu. Kemudian hasil tersebut diumumkan oleh Badan Pemilu Nasional pada Rabu kemarin, bahwa Bongo terpilih menjadi Presiden Gabon.

Dilansir dari aljazeera pada Kamis, (31/8/2023), Bongo mendapat 64,27% suara dalam pemilihan presiden di Negara Gabon. Setelah itu, terjadi pemberontakan yang muncul di TV pemerintah setempat, yaitu sekelompok militer yang mengatakan bahwa mereka ingin membatalkan hasil pemilu dan mengakhiri rezim saat ini.

Rupanya, keluarga Bongo telah memimpin kekuasaan Gabon hampir 56 tahun. Gabon adalah sebuah negara di Afrika bagian Tengah, yang telah merdeka dari Prancis sejak 17 Agustus 1960.

Kurangnya Kredibilitas Pemilu

Sementara itu, lawan Bongo di pemilu, Albert Ondo Ossa memperoleh 30,77% suara. Dia mengecam penipuan yang dilakukan oleh kubu Bongo. Salah satu tujuan Albert Ondo untuk menjadi Presiden adalah untuk membuat perubahan di negara Afrika Tengah yang dilanda kemiskinan.

Dikutip dari reuters,tim kampanye Bongo membantah terkait kecurangan yang ada di pemilu. Timbul adanya alasan terhadap kurangnya kredibilitas pemilu, para petugas pun mengumumkan bahwa mereka telah membatalkan hasil pemilu.

Kini, telah tercipta kekhawatiran di Gabon, hal itu juga karena kurangnya pengamat internasional, penangguhan beberapa siaran luar negeri, dan keputusan pemerintah untuk memutus layanan internet setelah pemilu.

Upaya Kudeta

Dugaan kudeta terjadi di Libreville, Gabon. Terdengar suara tembakan keras di kota itu, kemudian para tentara mengambil alih.

Selain mengumumkan pembatalan hasil pemilu, para prajurit yang merebut kekuasaan tersebut mengatasnamakan Komite Transisi dan Pemulihan Institusi. Kemudian mereka menutup perbatasan Gabon, membubarkan lembaga-lembaga negara sampai menunggu pemberitahuan selanjutnya.  

Seorang petugas membaca pernyataan di TV Gabon 24, ditemani oleh petugas lainnya yaitu kolonel tentara, anggota elit Garda Republik, tentara reguler, dan yang lainnya. Pernyataan tersebut berbunyi:

“Negara kita yang indah, Gabon, selalu menjadi surga perdamaian. Saat ini, negara ini sedang mengalami krisis kelembagaan, politik, ekonomi dan sosial yang serius.

Oleh karena itu kami terpaksa mengakui bahwa penyelenggaraan pemilu pada tanggal 26 Agustus 2023 tidak memenuhi syarat-syarat pemilu yang transparan, kredibel, dan inklusif seperti yang diharapkan oleh masyarakat Gabon.

“Ditambah lagi dengan pemerintahan yang tidak bertanggung jawab dan tidak dapat diprediksi, yang mengakibatkan terus memburuknya kohesi sosial, dengan risiko membawa negara ini ke dalam kekacauan. Rakyat Gabon, kita akhirnya berada di jalan menuju kebahagiaan. Semoga Tuhan dan roh nenek moyang kita memberkati Gabon. Kehormatan dan kesetiaan terhadap tanah air kita.”***

Penulis: Annisaa Rahmah

Editor: Nurul Huda

Exit mobile version