Tuturpedia.com – Seorang pria dari Kabupaten Subang mengalami sebuah peristiwa tragis yang tidak terduga ketika ia sedang bermain sepak bola di Stadion Siliwangi di Kota Bandung, Jawa Barat pada Sabtu sore (10/2/2024).
Pria tersebut bernama Septian Raharja, lahir pada tanggal 21 September 1989, merupakan anggota aktif dari klub sepak bola Football Boots Subang.
Kejadian tersebut terjadi di tengah pertandingan persahabatan antara FBI Subang dan tim lokal Bandung.
Cuaca sebelumnya terasa panas, namun tiba-tiba berubah menjadi mendung ketika pertandingan memasuki babak kedua.
Suara petir mulai terdengar beberapa kali dan pada saat yang tidak terduga, petir menyambar lapangan stadion dan mengenai Septian.
Lalu, teman-temannya segera berusaha mengevakuasinya dari lapangan.
Kronologi Menurut Saksi
Saksi mata dari tim lawan, yang diidentifikasi sebagai GJ, memberikan keterangan mengerikan tentang detik-detik saat Septian tersambar petir.
“Timnya lawan tim saya. Cuaca agak mendung, awal main panas, tapi di selatan sama timur sudah kelihatan hujan, di lapangan masih panas, makanya kita berani main,” tutur GJ, Sabtu (10/2/2024).
Menurut GJ, petir menyambar penangkal dan mengenai kaki Septian, menyebabkan luka bakar yang serius.
“Petir sekali menyambar ke penangkal, kedua kena kaki korban. Dari sana mulai banyak petir-petir. Korban langsung tumbang,” sambungnya.
Kulitnya bahkan meleleh akibat dampak sambaran petir tersebut.
“Sepatunya kebakar, ngegaris sampai ke baju, bajunya robek. Luka di dada, kena petir, kulit meleleh, hitam kemerahan,” kata GJ.
Para pemain lainnya terkejut dan panik melihat kejadian tragis tersebut.
Mereka segera memberikan pertolongan pertama kepada Septian dan memanggil ambulans.
“Kirain itu tiarap, terus enggak bangun-bangun, langsung dikasih pertolongan dulu dan telepon ambulans,” ucapnya.
Septian kemudian dilarikan ke rumah sakit dalam keadaan tak sadarkan diri.
Namun, sayangnya, berita yang datang kemudian menyatakan bahwa Septian telah meninggal dunia.
Kematian Septian Raharja menyisakan duka yang mendalam bagi keluarga, teman-teman, dan rekan-rekan setimnya.
Kejadian tersebut juga memicu kepanikan di antara para pemain dan penonton, sehingga pertandingan pun terpaksa dihentikan.
“Dapat kabar korban meninggal, pertandingan juga tidak dilanjutkan lagi karena semua panik,” ungkap GJ.***
Penulis: Muhamad Rifki
Editor: Annisaa Rahmah