banner 728x250
News  

Kronologi Santri di Aceh Barat Disiram Air Cabai oleh Istri Pimpinan Pesantren

Ilustrasi air cabai yang disiram pada santri di Aceh Barat hingga kepanasan dan memerah badannya. Foto: pexels.com/eva-bronzini
Ilustrasi air cabai yang disiram pada santri di Aceh Barat hingga kepanasan dan memerah badannya. Foto: pexels.com/eva-bronzini
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.com – Seorang santri di salah satu pondok pesantren di Aceh Barat disiram air cabai dan digunduli oleh istri pimpinan pondok pesantren. 

Dikutip Tuturpedia.com, Jumat (4/10/2024), santri berusia 13 tahun berinisial T itu berlari pulang ke rumahnya yang letaknya tak jauh dari pondok pesantren untuk meminta tolong pada orang tuanya. 

Santri tersebut mengalami panas di sekujur tubuhnya usai disiram air cabai. Polres Aceh Barat pun langsung bergerak mengamankan pelaku berinisial NN (40) yang merupakan istri dari pimpinan pondok pesantren. Adapun kejadian tersebut lantaran korban diduga ketahuan merokok. 

Menurut Marnita Pante selaku ibu korban, para santri kerap dihukum jika ketahuan melakukan kesalahan.

Namun, biasanya hukuman yang diberikan hanya berupa dicukur rambut saja, bukan disiram dan diolesi cabai pada mulut dan tubuhnya. 

“Iya kalau ada kesalahan, memang ada hukuman cuma sebatas dicukur rambutnya, bukan dengan menyiram, mengolesi cabe di mulut dan di badannya,” ujar Marnita. 

Ketika ditanyakan bagaimana Martina tahu sang anak disiram air cabai oleh istri pimpinan pesantren, ia mengatakan jika anaknya berlari sembari menangis teriak badannya terasa perih karena diolesi cabai. 

“Iya karena dia berlari di jalan sambil menangis teriak badannya terasa perih karena akibat diolesi cabe sama uminya,” lanjutnya. 

Menurut Marnita, bukan hanya anaknya saja yang dihukum, namun ada empat orang santri lainnya, hanya saja empat orang santri tersebut hanya diolesi cabai di bibir. 

“Dia seorang diri yang diolesi di mulut dan di badan, kemudian ada empat santri yang kena. Mereka hanya sebatas diolesi di bibir saja dan mereka tidak dicukur rambut karena tidak melakukan kesalahan yang sama seperti yang anak saya lakukan,” ungkapnya. 

Rupanya sebelum disiram air cabai, T sempat diikat dan dicubit oleh istri sang pimpinan pondok pesantren tersebut. 

“Iya ia bilang waktu di pertamanya dicukur rambut, habis dicukur rambut, ada dicubit di pipi di kanan dan kiri. Kemudian ada sebuah ancaman dari umi sikit kek kalau dibilang kek ‘Tunggu kamu ya’, dibilang kayak gitu sama Uminya. habis itu diikat tangannya ke belakang, uminya pulang ke rumah, giling cabe sama blender. Kemudian ditaruh di kantong plastik, dibawalah ke tempat anak saya. Habis itu anak saya didiriin di sebuah tiang baru diolesin sama cabe di mulut sama di badan dia,” pungkasnya. 

Sementara itu, Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Diyah Puspitarini angkat bicara mengenai santri yang disiram air cabai.

Diya mengaku prihatin dengan hal tersebut. Rencananya, pihaknya akan berkoordinasi dengan DPPPA Aceh agar hal serupa tidak terjadi kembali. 

“Kami telah berkomunikasi dan berkoordinasi dengan DPPPA (Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak) Aceh. Kami sangat prihatin karena kejadian serupa terjadi lagi, terutama di lingkungan pondok pesantren dan pendidikan,” kata Diyah.***

Penulis: Niawati

Editor: Annisaa Rahmah