Tuturpedia.com – Pada malam penganugerahan Ballon d’Or 2023, Senin (31/10), midfielder Aitana Bonmati terpilih sebagai pemenang Ballon d’Or Wanita atau Ballon d’Or Feminin.
Meski demikian, terdapat beberapa kritik terkait penyelenggaraan event bergengsi tersebut, terutama pada momen ketika Bonmati diumumkan menjadi pemenang Ballon d’Or Wanita.
Pasalnya, jadwal malam Ballon d’Or berlangsung di tengah jadwal internasional timnas wanita.
Seperti yang dilansir Tuturpedia.com dari ESPN pada Sabtu, (4/11), beberapa pesepakbola wanita yang masuk daftar nominasi tidak bisa atau bahkan tidak diizinkan untuk menghadiri acara tersebut.
Salah satunya Georgia Stanway, pemain Inggris yang juga masuk daftar nominasi Ballon d’Or Wanita.
“Sayang sekali kami tidak bisa berada di sana,” ungkap Stanway. “(seandainya saja acaranya) nanti tidak berlangsung sehari sebelum hari pertandingan, kami bisa menikmati pengalamannya.”
Ia juga menegaskan pentingnya malam Ballon d’Or bagi para pesepakbola, terutama bagi pesepakbola wanita.
“Sangat disesali, karena ini mungkin adalah peluang sekali seumur hidup. Anda tidak pernah tahu kapan Anda akan terpilih untuk penghargaan seperti itu lagi. Jika direncanakan sedikit lebih baik, maka akan lebih mudah bagi banyak pesepakbola untuk hadir.”
Masalah lain yang jadi sorotan adalah sosok yang menyerahkan trofi Ballon d’Or kepada Bonmati pada malam tersebut, yaitu Novak Djokovic.
Yang menjadi masalah, petenis pria nomor 1 di dunia tersebut sebelumnya pernah mempertanyakan apakah petenis pria dan wanita perlu memiliki bayaran yang sama. Ditambah lagi, ia sama sekali tidak punya kaitan dengan dunia sepak bola wanita.
Kalaupun atlet olahraga lain yang menyerahkan trofi Ballon d’Or kepada Bonmati, keberadaan Serena Williams akan jauh lebih relevan.
Bahkan Andy Murray, petenis pria lainnya, jauh lebih tepat dibandingkan Djokovic. Pasalnya, Murray sudah lama menunjukkan identitas dirinya sebagai pria feminis.
Isu lainnya adalah jumlah penghargaan bagi pesepakbola wanita pada malam tersebut yang terbatas pada Ballon d’Or Wanita saja.
Jika menilik sejarah Ballon d’Or, rasanya wajar jika penghargaan bagi pesepakbola wanita belum ada pada masa tersebut.
Ketika Ballon d’Or pertama kali dianugerahkan pada 1956, sepak bola wanita masih dilarang di seluruh dunia.
Kala Gerd Muller memenangkan Ballon d’Or di tahun 1971, timnas wanita Prancis baru melakoni pertandingan resmi pertama mereka di tahun yang sama.
Sementara itu, penghargaan UEFA Best Women’s Player lahir dua tahun setelah penghargaan untuk pria, yaitu di tahun 2013.
Kemudian FIFA Women’s World Player of the Year baru ada tahun 2001, atau 10 tahun setelah penghargaan untuk pria diadakan di tahun 1991. Kedua penghargaan tersebut kemudian berubah nama menjadi penghargaan FIFA The Best sejak 2016.
Meski demikian, kemunculan Ballon d’Or Wanita terlalu lambat jika dibandingkan dengan penghargaan yang telah dilahirkan oleh UEFA dan FIFA.
Walaupun Ballon d’Or sudah ada sejak tahun 1956, Ballon d’Or Wanita sendiri baru ada di tahun 2018, yang dimenangkan oleh Ada Hegerberg.
Ditambah lagi, penganugerahan Ballon d’Or Wanita pertama kepada Hegerberg dinodai oleh sikap Martin Solveig, DJ asal Prancis.
Pada momen bersejarah bagi dunia sepak bola wanita tersebut, Solveig justru bertanya kepada Hegerberg apakah dia tahu cara twerking. Pertanyaan seperti itu jelas tidak akan pernah dilontarkan kepada pesepakbola pria.
Hal tersebut juga diamini oleh salah satu sosok penting yang mengkritik momen tersebut, yaitu Andy Murray.
Melalui Instagram-nya, Murray menulis, “ Apa pertanyaan mereka untuk Mbappe dan Modric? Saya anggap ada kaitannya dengan sepak bola. Dan siapa saja yang berpikiran saya lebay dan (peristiwa tersebut) hanyalah candaan… (peristiwa itu) bukan candaan. Saya telah terlibat di olahraga sepanjang hidup saya dan tingkat seksismenya luar biasa.”
Sementara Ballon d’Or Wanita baru hadir tahun 2018, penghargaan bagi pesepakbola pria terus bertambah dalam ajang Ballon d’Or tersebut.
Selain Kopa Trophy, ada juga Yashin Trophy bagi para kiper dan Gerd Muller Trophy bagi para striker.
Bahkan pada penyelenggaraan malam Ballon d’Or 2023 kemarin, Bonmati harus izin dari kamp timnas Spanyol untuk menghadiri malam penghargaan tersebut.
Kemudian ia masih harus bergegas kembali bergabung dengan timnas untuk menghadapi Swiss di Zurich pada Selasa malam.
Ballon d’Or jelas masih memiliki banyak PR, terutama berkaitan dengan dunia sepak bola wanita. Apakah tahun depan akan ada perubahan?***
Penulis: K Safira
Editor: Nurul Huda
