Tuturpedia.com – Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mengkritik penyelenggaraan Pilkada 2024, yang menurutnya banyak dimanipulasi, hanya demi kekuasaan.
“Suara rakyat adalah suara Tuhan, Vox Populi Vox Dei. Ungkapan bijak ini menegaskan, betapa berbahayanya jika pemilu hanya dijadikan alat kekuasaan. Mengapa kedaulatan rakyat itu kini dimanipulasi hanya karena kekuasaan?” kritik Megawati, dikutip Jumat (29/11/2024).
Bagi Megawati, saat ini demokrasi terancam mati akibat kekuatan besar yang mampu menghalalkan segala cara.
“Saudara-saudara sekalian, demokrasi kini terancam mati akibat kekuatan yang bisa menghalalkan segala cara. Kekuatan ini mampu menggerakkan sumber daya dan alat-alat negara,” ungkapnya.
Ia juga mengamati kemunduran demokrasi di beberapa wilayah di Indonesia, seperti Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatra Utara, Sulawesi Utara, dan berbagai provinsi lainnya.
“Di Jawa Tengah, saya mendapat laporan betapa masifnya penggunaan pejabat kepala daerah hingga mutasi aparatur kepolisian, demi tujuan politik elektoral,” beber Megawati.
Presiden RI ke-5 ini mengaku mengenal Jawa Tengah dengan baik karena terpilih sebagai anggota DPR tiga kali dari provinsi ini. Kata Megawati, Jawa Tengah bukan hanya ‘Kandang Banteng,’ tapi juga merupakan tempat persemaian gagasan nasionalisme dan patriotisme.
Ia berkeyakinan bahwa energi pergerakan rakyat, simpatisan, dan kader yang militan seharusnya tidak akan terkalahkan jika pilkada dilakukan secara fair, jujur, dan berkeadilan. Namun ketika segala sesuatu bisa dimobilisasi oleh kekuasaan, kata dia, terjadilah pembungkaman.
“Apa yang terjadi saat ini sudah di luar batas-batas kepatutan etika, moral, dan hati nurani,” tutur dia.
Imbauan Megawati terhadap Penyelenggaraan Pilkada 2024
Oleh karena itu, Megawati meminta seluruh simpatisan, kader PDI Perjuangan, serta seluruh rakyat Indonesia agar tak pernah takut menyuarakan kebenaran. Dia menegaskan, PDI Perjuangan tak akan berhenti memperjuangkan keadilan dan melawan berbagai bentuk intimidasi kekuasaan.
“Pilkada seharusnya mencerminkan peningkatan peradaban, etika, moral, hati nurani. Kita terus melakukan perlawanan secara terukur dalam koridor hukum, meskipun kita tahu, sekarang ini hukum semakin dibuat jauh dari keadilan,” ujarnya.
Megawati juga menyebutkan lima imbauan terkait penyelenggaraan Pilkada 2024.
Pertama, dia mengimbau agar suara rakyat dijaga dan diamankan dengan sebaik-baiknya.
Kedua, Megawati mengimbau agar setiap bukti intimidasi aparatur negara dikumpulkan, terutama soal money politics. Ketua Umum PDIP ini meminta agar Bawaslu mengumpulkan bukti ketidaknetralan penjabat kepala daerah dan tekanan yang diberikan kepada kepala desa.
Ketiga, mengumpulkan berbagai bukti mobilisasi bansos yang dilakukan secara masif. Keempat, dia mengimbau agar berbagai fakta penghadangan dikumpulkan, seperti yang terjadi di daerah Banten sehingga menyebabkan ketidakadilan.
“Kelima, terus galang kekuatan rakyat agar berani menyuarakan kebenaran,” jelas Megawati.***
Penulis: Angghi Novita
Editor: Annisaa Rahmah