Tuturpedia.com – Hujan deras telah mengguyur New York, Amerika Serikat pada Jumat (29/9/2023) kemarin.
Hujan ini menyebabkan banjir yang mengganggu layanan kereta bawah tanah, permukaan tanah apartemen tergenang, dan beberapa jalanan terendam seperti danau kecil.
Dikutip Tuturpedia.com dari Reuters (30/9/2023), Gubernur New York, Kathy Hochul memperingatkan adanya keadaan darurat banjir di New York, Long Island, dan kawasan Lembah Hudson. Beberapa pasukan Garda Nasional AS pun sudah dikerahkan.
Akibat kereta bawah tanah New York terkena banjir, banyak stasiun yang ditutup.
Sejumlah rute bus juga terlambat, dan membuat penumpang terjebak selama berjam-jam.
Dilansir dari CBS News New York, para penumpang merasa kesulitan untuk berangkat dan pulang kerja karena kereta bawah tanah berhenti total akibat datangnya banjir.
“Ada 3.500 bus di luar sana. Mereka melaju, mencapai tujuan mereka. Hanya beberapa yang terdampar. Banyak sekali, bus-bus tersebut merupakan bagian terbesar dari angkutan massal kita saat ini,” ujar Janno Lieber, Ketua dan CEO MTA.
Sementara itu, warga New York diminta untuk tetap tinggal di rumah. Namun, justru tidak berlaku bagi orang yang tinggal di apartemen bawah tanah di Brooklyn.
Sebab sistem saluran pembuangan tersumbat dan mengalir keluar dari toilet penduduk.
“Laptop hancur, kasur hancur, perabotan hancur, belum lagi semua masalah sanitasi,” kata salah satu warga Williamsburg, Thomas Trevisan.
Di sisi lain, Eric Adams selaku wali kota New York memberitahukan keadaan darurat dengan terlambat.
Hal ini menimbulkan kritik dari Presiden Brooklyn, Borough Antonio Reynoso dan Pengacara Publik, Jumaane Williams.
“Jika Anda akan mengirimkan beberapa informasi kepada kami pada malam sebelumnya, Anda mungkin harus bersiap untuk mengadakan konferensi pers di pagi hari sehingga kami dapat memberikan informasi terbaru kepada orang-orang tentang posisi kami,” ucap Williams.
Pada Jumat kemarin, ada tiga orang yang diselamatkan dari ruang bawah tanah serta 15 orang dari apartemen. Hal baiknya adalah tidak ada yang mengalami luka serius.
Menurut para ilmuwan iklim, pemanasan global menyebabkan pola cuaca yang ekstrem di sebagian besar dunia.
Sama halnya dengan di Kota New York yang terjadi hujan deras.
Mulai pukul 11.00 waktu setempat pada Jumat kemarin, hujan di New York tercatat dengan curah hujan sebesar 13,74 inci (34,9 cm).
“Kami di negara bagian dan kota perlu bergerak lebih cepat untuk membangun infrastruktur air hujan dan meningkatkan respons kami terhadap perubahan iklim,” kata anggota dewan, Emily Gallagher.***
Penulis: Annisaa Rahmah
Editor: Nurul Huda













