banner 728x250

Kota El Paso Texas Alami Lonjakan Migran, Sebanyak 2.000 Orang Per Hari

Kota El Paso Texas mengalami lonjakan migran. FOTO: Unsplash.com/Julie Ricard
Kota El Paso Texas mengalami lonjakan migran. FOTO: Unsplash.com/Julie Ricard
banner 120x600

Tuturpedia.com – Sebanyak 2.000 orang migran dalam satu hari melintasi perbatasan Amerika Serikat dari Meksiko ke kota El Paso, Texas.

Mereka mencari tempat mengungsi karena penampungan di sana sudah melebihi kapasitas.

Beberapa bulan terakhir, jumlah migran tak sebanyak sekarang. Peningkatan migran ini menghasilkan gelombang baru serangan politik terhadap Presiden Joe Biden menjelang Pemilu AS 2024.

“Kota El Paso hanya memiliki begitu banyak sumber daya dan kami telah sampai pada titik puncaknya saat ini,” ucap Wali Kota El Paso, Oscar Leeser, dikutip Tuturpedia.com dari Reuters pada Minggu (24/9/2023).

Atas kejadian ini, Oscar Leeser berencana untuk mengatasi dengan cara membuka tempat penampungan baru di El Paso.

Sekaligus menyewa lima bus pada Sabtu (23/9/2023) untuk membawa para migran ke New York, Chicago, dan Denver.

Sementara itu, gubernur dari Partai Republik di Texas dan Florida mendapat kritikan karena mengirim migran ke kota yang dianggap liberal, seperti Sacramento dan New York.

Namun, Wali Kota El Paso yang merupakan anggota di Partai Demokrat mengatakan bahwa para migran yang berada di El Paso pergi atas kehendak sendiri ke arah kota-kota pilihan mereka.

Dikutip dari AlJazeera (24/9/2023), sebagian besar migran berasal dari Venezuela, Honduras, dan Haiti.

Mereka mencari kesempatan di tempat lain akibat kekacauan yang terjadi di negara asalnya.

Leeser mengungkapkan bahwa Biden telah menjadi mitra yang baik. Meski begitu, ia juga mengatakan bahwa sistem imigrasi di AS telah rusak secara keseluruhan.

Migran dari Venezuela tidak memiliki transportasi untuk ke tujuan mereka, di sisi lain tempat penampungan di El Paso hanya menampung 400 orang pada saat sebelumnya.

Awalnya, hanya 350 sampai 400 orang menyeberang ke El Paso dalam sehari. Beberapa hari terakhir terjadi peningkatan menjadi 2.000 orang bahkan lebih.

El Paso telah bekerja sama dengan patroli perbatasan Amerika Serikat untuk tetap menyediakan tempat penampungan untuk 6.500 orang.

Sekitar dua pertiga dari mereka adalah pria lajang, lalu 32% lainnya adalah keluarga dan 2% merupakan anak-anak tanpa orang yang mendampingi.

Menurut Leeser, hal seperti ini sudah terulang beberapa kali, “Saya pikir sangat penting untuk dicatat bahwa kita memiliki sistem imigrasi yang rusak,” ujarnya.***

Penulis: Annisaa Rahmah

Editor: Nurul Huda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses