Yogyakarta, Tuturpedia.com — Gelombang demonstrasi yang berujung anarkis di berbagai kota Indonesia menuai sorotan tajam dari kalangan akademisi. Kericuhan yang terjadi di Jakarta, Yogyakarta, Bandung, Surabaya, Makassar, hingga beberapa kota lain telah mengakibatkan kerusakan fasilitas umum, penjarahan, hingga jatuhnya korban luka dan jiwa.
Di Yogyakarta, civitas akademika Universitas Gadjah Mada (UGM) menyuarakan keprihatinan mendalam terhadap situasi yang dinilai kian memanas. Mereka menilai pemerintah terlalu lamban mengambil langkah strategis sehingga kondisi ini bisa berlarut-larut dan mengancam kehidupan masyarakat.
Seruan dari Balairung UGM
Puluhan akademisi UGM berkumpul di Balairung UGM untuk menyampaikan sikap moral. Rektor UGM, Ova Amalia, menegaskan bahwa kampus merasa prihatin sekaligus berduka atas korban yang terus berjatuhan akibat aksi anarkis tersebut.
“Jika kekerasan dan anarkisme dibiarkan tanpa kendali, ini bukan lagi sekadar kericuhan. Situasi ini bisa berubah menjadi tragedi kemanusiaan dan bahkan berpotensi membawa bangsa ke jurang kehancuran,” ujar Ova.
Tuntutan untuk Pemerintah dan DPR
Civitas akademika UGM menegaskan dukungan terhadap aspirasi masyarakat agar pemerintah segera bertindak tegas, responsif, dan akuntabel. Mereka menilai langkah pemerintah saat ini masih belum memadai dalam meredam kerusuhan.
UGM juga mendesak pemerintah dan DPR membatalkan kebijakan yang dinilai tidak berpihak pada keadilan, memperlebar kesenjangan sosial, dan melemahkan demokrasi serta supremasi sipil.
“Kami menolak segala bentuk kebijakan yang justru menambah penderitaan rakyat. Pemerintah harus berani melakukan koreksi kebijakan agar keadilan sosial tetap terjaga,” tegas Ova.
Pesan untuk Mahasiswa dan Aparat
Selain menyoroti pemerintah, UGM juga menyampaikan pesan khusus kepada mahasiswa agar tetap menunjukkan kepedulian terhadap kondisi bangsa namun dengan cara yang konstruktif.
“Kami berharap mahasiswa berhati-hati dalam setiap tindakan. Perjuangan harus tetap menjunjung nilai kemanusiaan dan martabat,” tambahnya.
Sementara itu, aparat keamanan baik Polri maupun TNI didorong untuk mendengarkan aspirasi rakyat dengan lebih saksama. Civitas akademika UGM menekankan pentingnya langkah cepat, terukur, dan humanis dalam menjaga keamanan.
Gelombang protes anarkis yang melanda berbagai daerah saat ini menjadi ujian serius bagi pemerintah dalam menjaga stabilitas nasional. Suara kampus, khususnya dari UGM, menjadi pengingat bahwa keamanan, demokrasi, dan keadilan sosial harus dijalankan seimbang demi mencegah bangsa ini jatuh ke dalam krisis yang lebih dalam.
Penulis: Permadani T. || Editor: Permadani T.