Tuturpedia.com – Daud Kim, seorang YouTuber muslim terkenal asal Korea Selatan, baru-baru ini menciptakan kehebohan di media sosial dengan niat mulianya untuk membangun sebuah masjid di Incheon.
Namun, apa yang seharusnya menjadi tindakan pujian, malah berujung pada kontroversi dan kritik.
Sebelumnya, melalui akun Instagram pribadinya @jaehan9192, Daud Kim mengungkapkan niatnya untuk membangun masjid di Incheon.
Dia bahkan telah menandatangani kontrak pembelian tanah untuk proyek tersebut.
“Akhirnya, dengan bantuan Anda, saya telah menandatangani kontrak tanah untuk membangun masjid di Incheon. Tempat ini akan segera menjadi masjid,” tulisnya pada Kamis (18/4/2024).
“Akhirnya saya membeli tanah untuk (membangun) masjid di Korea. Mimpi saya akan menjadi kenyataan,” lanjutnya.
Namun, reaksi publik tidak sepenuhnya positif. Sebaliknya, Daud Kim mendapat sorotan negatif karena metode penggalangan dananya yang melibatkan rekening pribadi, sebuah tindakan yang dilarang oleh Pemerintah Korea Selatan.
Pendukungnya yang semula berharap untuk membantu mewujudkan impian membangun masjid menjadi kecewa dan skeptis terhadap niatnya. Tidak hanya itu, beberapa orang juga mencurigai motivasi sebenarnya di balik aksi ini.
Mereka menduga bahwa Daud Kim hanya memanfaatkan isu keagamaan untuk kepentingan pribadinya. Kepercayaan publik pada Daud Kim telah terguncang sejak ia terlibat dalam skandal pelecehan seksual di masa lalu.
Ini membuat banyak orang makin sinis terhadap niat baiknya untuk membangun masjid.
Profil Daud Kim
Sebagai seorang YouTuber yang dikenal luas telah membuatnya menjadi figur publik yang kontroversial.
Awal mula perjalanannya dalam dunia hiburan sebagai penyanyi dengan nama Kim Jay telah melalui banyak perubahan sejak dia menemukan minatnya terhadap Islam.
Transformasi ini dimulai ketika ia mengunjungi Indonesia pada tahun 2018 dan terinspirasi oleh seorang wanita Indonesia yang tetap setia mengenakan hijab meskipun di tengah cuaca panas.
Keputusannya untuk memeluk Islam secara terbuka pada September 2019 melalui kanal YouTubenya memicu perdebatan dan kontroversi.
Dugaan Perlakuan Tindak Kekerasan Seksual di Masa Lalu
Namun, kontroversi yang lebih besar muncul ketika masa lalu Daud Kim terungkap.
Dugaan keterlibatannya dalam kasus percobaan tindak kekerasan seksual sebelum ia memeluk Islam membuat publik semakin meragukan integritasnya.
Dalam klarifikasi yang dia sampaikan pada tahun 2020, Daud Kim menyatakan penyesalannya atas insiden tersebut, mengakui kesalahannya dan berusaha memulihkan reputasinya melalui proses hukum.
“Aku minta maaf dan dia menerimanya, ada dokumen mengenai ini. Aku secara tulus minta maaf bahwa dia terluka karena aku. Aku minta maaf. Aku minum alkohol dan kehilangan akal dan membuat kesalahan,” ungkap Daud.
Tanggapan Ayana Moon dan Netizen
Tanggapan dari sesama mualaf, seperti Ayana Moon, juga menyoroti kehati-hatian yang diperlukan dalam hal penggalangan dana.
Ayana Moon mengingatkan publik akan pentingnya memverifikasi latar belakang individu yang mengadakan penggalangan dana, serta menekankan bahwa transfer uang ke rekening pribadi harus dilakukan dengan kehati-hatian.
“Berkali-kali saya ingatkan, jangan mentransfer uang ke rekening pribadi dan mohon jangan menyalahkan orang lain jika terjadi sesuatu,” kata Ayana Moon dalam unggahanya di Instagram.
Di bawah hukum Korea, tidak ada izin bagi individu untuk mengumpulkan lebih dari 10 juta won melalui rekening pribadi, baik untuk tujuan apa pun, termasuk yang bersifat keagamaan, tanpa mendapatkan registrasi yang sah.
“Berdasarkan hukum di Korea, setiap individu TIDAK BISA membuka donasi di bawah rekening pribadi jika jumlahnya lebih dari 10 juta won, meskipun itu untuk tujuan keagamaan. Siapa pun yang gagal mendaftar, atau mendaftar melalui penipuan atau metode ilegal lainnya dan mengumpulkan donasi, akan dihukum penjara hingga 3 tahun atau denda hingga 30 juta won (Pasal 16, Ayat 1),” tuturnya.
Netizen lainnya juga ikut memberikan peringatan dan saran agar lebih berhati-hati dalam memberikan donasi.
Mereka menekankan pentingnya menggunakan platform resmi yang memiliki tanggung jawab dan transparansi dalam pengelolaan dana, bukan hanya mengirimkan uang ke rekening perseorangan seperti yang dilakukan oleh Daud Kim.
“Kalau mau donasi untuk pembangunan masjid di Korea sebaiknya di platform resmi yang ada tanggung jawab dan transparansi ya. Bukan ke rekening perseorangan seperti ke Daud Kim ini. Di Korea susah lho perizinan bangun masjid dan ga boleh asal buka donasi pake rekening pribadi,” tulis akun @gin***.
“PLEASE BEWARE GUYS.. HATI-HATI PENIPUAN BERKEDOK AGAMA,” ujar akun @aly***.***
Penulis: Muhamad Rifki.
Editor: Annisaa Rahmah.