Tuturpedia.com – Konflik yang tengah terjadi di Timur Tengah antara Iran dan Irak dapat mengancam pasokan minyak Indonesia.
Kebutuhan minyak Indonesia masih sangat bergantung impor dari luar negeri. Sebut saja, pada 2024, Pertamina masih mengandalkan impor minyak mentah dari sejumlah negara, misalnya saja Nigeria yang masih menjadi pengimpor terbesar dengan persentase 34,21%.
Selain Nigeria, ada juga Arab Saudi dengan persentase 20,65% dan beberapa negara lainnya. Realisasi produksi atau lifting minyak bumi domestik pada tahun lalu hanya mencapai 605.000 barrel per hari.
Lifting minyak itu turun dari capaian pada 2022 sebesar 613.000 barrel per hari. Sedangkan capaian lifting minyak 2023 juga di bawah target dalam APBN 2023 mencapai 660.000 barrel per hari.
Selain mengimpor dari Nigeria dan Arab Saudi, Indonesia juga mengimpor sebagian besar BBM dari negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, India, Oman dan China.
Untuk mengantisipasi ancaman pasokan bahan bakar minyak imbas dari konflik Timur Tengah, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif pun memperitmbangkan negara berlokasi di Benua Afrika sebagai alternatif suplai minyak mentah.
“Kami kalau lihat dari pemetaannya, kami bisa lihat kalau dari Afrika kan tidak lewat (Timur Tengah),” ujar Arifin, dikutip Tuturpedia pada Jumat (19/4/2024).
Mozambik menjadi salah satu negara di Benua Afrika yang tengah dipertimbangkan menjadi alternatif suplai minyak mentah untuk kebutuhan Indonesia.
Tak hanya mencari alternatif supplier dari Benua Afrika, Menteri ESDM juga menyebut Indonesia sedang mempertimbangkan kawasan Amerika Latin, di antaranya Venezuela dan Guyana.
“Venezuela disetrap (dihukum). Mungkin ada yang baru, Guyana,” kata Arifin.
Pemerintah juga mencoba mengantisipasi adanya ancaman stok LPG Nasional akibat dari gejolak Timur Tengah, karenanya Arifin mengatakan pihaknya juga mencari alternatif suplai untuk LPG.
“Kami bisa lihat yang ada di Australia atau di belahan Benua Amerika yang tidak lewat lintasan (Selat Hormuz). Kalau tidak lewat lintasan itu bisa,” ucap dia.
Sayangnya, imbas dari pemilihan negara-negara dari benua Amerika ini kemungkinan dapat mengakibatkan harganya menjadi naik karena hal ini. “Ongkosnya mahal. Ini semuanya akan berdampak,” kata Arifin.***
Penulis: Niawati
Editor: Nurul Huda