banner 728x250
News  

Kondisi Rumah Artefak Memprihatinkan, Petugas Pengelola Sentil Pemkab Blora 

Petugas pengelola Rumah Artefak sentil Pemkab Blora. Foto: Dok. Lilik Yuliantoro
Petugas pengelola Rumah Artefak sentil Pemkab Blora. Foto: Dok. Lilik Yuliantoro
banner 120x600
banner 468x60

Jateng, Tuturpedia.com Rumah Artefak sekaligus rintisan museum yang terletak di Kawasan Kompleks Gor Mustika, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, kondisinya memprihatinkan. Padahal di tempat ini memiliki ratusan benda bersejarah serta kepurbakalaan yang patut dijadikan penelitian. 

Pantauan awak media di lokasi, pada Rabu (06/12/2023) sore, nampak jelas terlihat ruangan yang sempit, benda-benda hasil temuan tidak tertata rapi.

Bahkan kabel-kabel berserakan, serta kamar mandi yang kondisinya juga memprihatinkan karena digabungkan menjadi satu untuk mencuci benda bersejarah dan kepurbakalaan.

Kondisi Rumah Artefak memprihatinkan. Foto: Dok. Lilik Yuliantoro
Kondisi Rumah Artefak memprihatinkan. Foto: Dok. Lilik Yuliantoro

Salah satu seorang petugas pengelola Rumah Artefak, Lukman Wijayanto mengatakan, bahwa rumah tersebut merupakan kegiatan negara dalam hal ini Dinporabudpar bidang kebudayaan, dan  sebagai rintisan museum, dalam rangka memenuhi amanah perda tahun 2019 nomor 10, tentang cagar budaya Blora.

“Kalau kita bicara efektifitas, kami sebagai petugas yang mengelola disini insyaallah sudah berusaha semaksimal mungkin agar kita maksimal optimal dalam pelayanan publik diwilayah kecagarbudayaan. Dan alhamdulilah kami banyak dibantu oleh Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) sejarah kabupaten, serta komunitas,” ucap Lukman, sapaan akrab petugas pengelola Rumah Artefak.

“Jadi, kalau soal tempat meskipun sementara ini yang diberikan ke kami untuk kami kelola baru sebatas ini, iya kami berusaha optimalkan. Cuma memang terkait sarana prasarana, penataan display, kemudian perawatan dan sebagainya mau tidak mau itu berbiaya. Dan kalau ini kegiatan negara kan logikanya ya memang harus negara, siapa lagi,” ucapnya kembali.

Lebih lanjut, dirinya juga menceritakan kembali bahwa terkait dengan pengunjung, saat ini juga masih sama yakni rata-rata dari dunia edukasi, pelajar SMP, SMA, bersama dengan guru-gurunya yang terjadwal untuk mengajar didalam rumah artefak sebagai pembelajaran kontekstual.

“Selain itu juga mahasiswa dari luar daerah juga kesini untuk mencari data skripsi. Tapi iya kondisinya memang mohon maaf seperti ini, karena memang pemerintah belum memberikan anggaran untuk penataan koleksi, jadi masih banyak yang terbengkalai di bawah,” ungkapnya.

Pihaknya mengungkapkan saat ini masih sebatas wacana dan belum ada anggaran rasional dari pemerintah untuk Rumah Artefak.

“Katanya Rumah Artefak ini berdasarkan Perda nomor 10 tahun 2019, bahwa Pemerintah Kabupaten wajib membangun museum, itu katanya ditetapkan. Tapi ternyata mulai 2019 sampai sekarang belum ditetapkan,” lanjutnya.

Tak hanya itu, dia juga memiliki impian besar untuk kabupaten Blora memiliki museum yang representatif. 

Namun, faktanya hingga saat ini menurut pandangannya sering kali melihat dan mendengar jawaban bahwa itu belum menjadi prioritas.

Untuk sementara hanya berusaha mengoptimalkan. Tak hanya itu, anggaran yang digelontorkan dari Pemkab ke Rumah Artefak juga sangat kecil.

“Katanya mau ada anggaran perubahan ternyata nggak ada, padahal itu yang ngomong Bapak Bupati (Arief Rohman) sendiri,” katanya.

Kemudian dia bercerita saat diselenggarakan audiensi antara komunitas forum peduli sejarah Blora dengan Bupati.

“Faktanya memang dari awal menyerahkan hibah dalam rangka membantu terwujudnya musium Pemkab ini, sebagai amanah Perda dari 2019 sampai ke 2022 ternyata belum ada perhatiannya rasional menurut kami,” jelasnya.

Saat audiensi itu, Bupati Blora mengungkapkan akan menganggarkan perubahan 2023 untuk penanganan dan penataan koleksi. Dia menyampaikannya di depan kepala bidang kebudayaan dan kepala seksi sejarah kepurbakalaan.

“Ternyata faktanya sampai sekarang nggak ada. Kami dan komunitas kan hanya sekedar membantu, ditindaklanjuti monggo, nggak nggeh monggo (ditindaklanjuti silakan, nggak dilanjuti juga silakan), semua demi kabupaten Blora. Dan ada angggaran, tapi sangat kecil hanya untuk sebatas membeli bahan kimia,” jelasnya.***

Kontributor Jawa Tengah: Lilik Yuliantoro

Editor: Nurul Huda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses