Semarang, Tuturpedia.com – Kuliner khas kerap kali dicari wisatawan saat berkunjung ke suatu daerah. Hal ini pun menjadi daya tarik juga bagi warga lokal.
Potensi tersebut berhasil diperoleh Hermawan (54), warga Tlogosari, Semarang Timur yang membuka usaha kuliner khas di Kota Semarang, yaitu lumpia.
Dinamakan Lumpia “Pak Kuthu”, Hermawan sudah lebih dari 10 tahun menggeluti usaha kuliner khas Semarang ini.
“Awal saya jualan lumpia itu tahun 2013, kebetulan saat itu saya buka di kawasan Tambak Aji. Lalu tahun 2015 saya mulai pindah di sini (halaman gerai Alfamart Krapyak) sampai sekarang,” ucap Hermawan saat ditemui di tenant-nya, pada Senin (1/7/2024).
Hermawan menuturkan, ia berjualan lumpia di kawasan itu melihat dari potensi lalu-lalang pengunjung Alfamart, baik dari warga Semarang sendiri maupun luar kota.
Bila sedang ramai, ia turut memetik hasil dari para pengunjung Alfamart yang tertarik untuk membeli lumpia saat melintasi tenant (penyewa).
Pada momen tertentu, ada kalanya rombongan ataupun penumpang bus di area tersebut membeli lumpia, yang cocok dijadikan camilan di bus maupun oleh-oleh.
“Banyak yang lalu-lalang ke Alfamart, apalagi di area sini juga ada sejumlah agen bus, jadi ramai. Paling ramai itu waktu libur Lebaran. Saat arus mudik balik, saya cukup kewalahan karena banyak orang luar kota yang mampir dan membeli lumpia. Potensinya di situ, karena lahan parkirnya juga luas,” ungkapnya.
Hermawan kembali menjelaskan, Lumpia Pak Kuthu buka mulai pukul 07.30 WIB – 21.30 WIB. Ia menjual lumpia basah dan kering dengan harga Rp20.000 dan Rp25.000 per porsi. Setiap porsinya berisi empat lumpia dengan ukuran sedang.
Bagi Hermawan, lumpia dijual dengan harga lebih terjangkau guna menjangkau para konsumen yang menginginkan harga ramah di kantong
“Saya cari pasar yang menginginkan harga terjangkau, jadi beli lumpia tidak harus mahal. Biasanya harga lumpia itu di atas Rp10.000/biji. Ini saya jual Rp5.000-Rp6.000/biji. Kalau yang besar, Rp 10.000/biji,” tuturnya.
Hermawan menyampaikan, dalam berjualan lumpia tersebut dirinya dibantu oleh dua orang karyawan untuk melayani pembeli. Setiap harinya, sekiranya ia mampu menjual sebanyak 20 porsi lumpia.
Menurutnya, melalui penjualan itu ia bisa menggaji dua karyawannya.
“Saya cari rezeki, juga ingin sekali buka lapangan kerja. Ke depan saya ada keinginan buka lagi di lokasi seperti ini yang Alfamart-nya buka 24 jam. Karena dengan begitu saya merasa barang-barang dagangan lebih aman jika dititipkan,” sambungnya.***
Kontributor Kota Semarang: Alan Henry Pambuko.
Editor: Annisaa Rahmah.