banner 728x250
News  

Kinerja Baznas Jateng Dinilai Baik, Pendapatan Zakat Terus Naik untuk Program Pengentasan Kemiskinan

Potensi zakat di Jawa Tengah mencapai Rp3,1 triliun per tahun. Foto: Istimewa
Potensi zakat di Jawa Tengah mencapai Rp3,1 triliun per tahun. Foto: Istimewa
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.com – Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Provinsi Jawa Tengah (Jateng), Ahmad Daroji menyampaikan bahwa potensi zakat di wilayahnya bisa mencapai Rp3,1 triliun per tahun. 

Potensi tersebut berasal dari aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng dan 35 pemerintah kabupaten/kota. 

“Kita optimis kalau Pj Gubernur terus mendorong. Kami juga akan lakukan ekstensifikasi. Instansi yang belum ada Unit Pengumpul Zakat (UPZ) akan disurati agar membentuk UPZ,” ujar Ahmad Daroji kala menghadiri silaturahmi dan halalbihalal bersama pimpinan Baznas RI dan kabupaten/kota di Semarang, Selasa (16/4/2024).

Lebih lanjut, Daroji mengatakan, daerah yang mampu dalam mengumpulkan zakat dengan jumlah besar, pembangunan daerahnya bagus.

“Baznas bisa menjadi tumpuan buat pemerintah daerah,” lanjutnya.

Penjabat (Pj) Gubernur Jateng, Nana Sudjana menuturkan agar perolehan zakat, infak, sedekah di masing-masing kabupaten/kota ditingkatan secara optimal. 

Karena dana yang terkumpul di Baznas Jateng selama ini berperan penting dalam upaya penanganan kemiskinan, stunting, sampai peningkatan keterampilan tenaga kerja.

“Kalau Baznas provinsi sudah baik, maka perlu terus ada peningkatan, nanti kabupaten/kota yang masih belum menunjukkan kesadaran dalam rangka peningkatan, akan kami kasih tahu, tegur, dan dorong,” kata Nana.

Menurut penilaian Nana, kinerja Baznas Jateng selama ini sudah baik jika dilihat dari segi kualitas dan kuantitas.

Pendapatan zakat dikatakan terus naik dari tahun ke tahun. Dana yang terkumpul pun dimanfaatkan untuk mengintervensi delapan program pengentasan kemiskinan dan kemiskinan ekstrem.

Contohnya seperti bantuan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), jaringan listrik, sumber air, jamban, stunting, anak tidak sekolah, disabilitas, serta angka tidak bekerja.

Selain itu, Baznas Jateng berperan dalam menangani bencana, bantuan modal usaha produktif, pelatihan kerja, dan lain-lain.

Di sisi lain, Ketua Baznas RI, Noor Achmad menyebutkan bahwa perolehan zakat tingkat provinsi Jawa Tengah saat ini masih di bawah DKI Jakarta. Tetapi, Jawa Tengah berpotensi lebih besar karena memiliki 35 kabupaten/kota. 

Baginya, apabila perolehan zakat tingkat provinsi dan kabupaten/kota tersebut bisa optimal, maka Jawa Tengah akan menjadi daerah dengan pendapatan terbesar di Indonesia.

“Kita harus memfasilitasi para muzaki untuk membersihkan diri dan membuat ketenangan dengan membayar zakat. Kalau perolehan zakat di daerahnya besar akan sangat mudah untuk menjalankan program di daerah itu. Penggunaan zakat diperbolehkan kalau itu untuk orang miskin dan penanganan stunting,” terangnya.***

Penulis: Annisaa Rahmah.