Tuturpedia.com – Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Hasyim Asy’ari menyatakan bahwa proses penyelenggaraan pemilihan umum (pemilu) di Indonesia adalah yang paling rumit di dunia.
Meskipun jumlah pemilih di Amerika Serikat dan India lebih banyak, akan tetapi menurut Hasyim, mekanisme pemilu di Indonesia lebih rumit dibandingkan negara mana pun di dunia.
Hal ini dia sampaikan ketika menjelaskan laporan ke Presiden Jokowi dalam acara Rapat Konsolidasi Nasional KPU di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (30/12/2023).
“Walaupun ada India dengan jumlah pemilih yang lebih besar dan Amerika Serikat yang punya pemilu lebih besar, tetapi pemilu di Indonesia sering dinilai sebagai the most complicated election in the world. Jadi, dianggap sebagai pemilu yang paling rumit di dunia,” kata Hasyim.
Menurutnya, pemilu di Indonesia menjadi rumit lantaran negara sebesar Indonesia menggunakan rentang waktu pencoblosan paling singkat di dunia.
Hasyim menjelaskan durasi pemungutan suara pemilu di Indonesia hanya dilakukan selama enam jam atau mulai pukul 07.00 pagi hingga 13.00 siang.
“Jadi dianggap pemilu paling rumit di dunia dan dalam waktu yang paling singkat di dunia, dalam arti durasi pemungutan suara dilakukan hanya dalam 6 jam. Jam 7-13 waktu setempat,” tuturnya.
Jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) di Pemilu Indonesia
Sesuai laporan Hasyim, pada pelaksanaan Pemilu 2024, ada 204,8 juta orang yang telah masuk dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT). Sebanyak 1,7 juta di antaranya berada di luar negeri.
Dalam penyelenggaraan pemilu di luar negeri, lanjut Hasyim, KPU telah mengarahkan Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN), serta kantor perwakilan KPU setempat guna mengundang duta besar dari negara-negara sahabat menyaksikan proses pemungutan suara.
“Ini penting untuk kita lakukan dalam rangka untuk menunjukkan bahwa Indonesia ini adalah salah satu negara demokrasi terbesar di dunia,” ucap Hasyim.
Dia juga mengingatkan kepada para petugas pemilu, dari pusat hingga tingkat desa dan kelurahan untuk bekerja secara profesional, transparan, akuntabel, dan berintegritas dalam menyukseskan pesta demokrasi ini.
“Kami ingin menyampaikan pesan kepada teman-teman KPU provinsi, KPU kabupaten, dan kota, beserta jajaran diteruskan di tingkat TPK, PPS, dan TPPS, agar bisa bekerja secara profesional, transparan, akuntabel, dan meningkatkan kualitas layanan kepada pemilih untuk menggunakan hak pilih dan juga peserta pemilu dalam berkompetisi,” ujar dia.***
Penulis: Angghi Novita
Editor: Annisaa Rahmah