Tuturpedia.com – Ketua KONI Semarang, Arnaz Agung Andrarasmara, baru-baru ini mengunjungi Subagio Suwondo, seorang mantan atlet lari jarak menengah untuk nomor 800-1500 meter, yang saat ini sedang berjuang melawan penyakit stroke.
Dalam sebuah video yang diunggah ke media sosial, terlihat Arnaz bersama timnya mengunjungi Subagio untuk melihat langsung kondisinya dan memberikan dukungan moral.
“Kita menyadari bahwa banyak mantan atlet yang masih harus berjuang dalam kehidupan nyata untuk mencapai kesejahteraan setelah mereka tidak lagi aktif berprestasi,” kata Ketua KONI Kota Semarang, Arnaz Agung Andrarasmara, dikutip Tuturpedia pada Selasa (18/6/2024).
KONI Kota Semarang tidak hanya fokus pada atlet yang masih dalam masa produktif, tetapi juga memberikan perhatian khusus kepada mereka yang sudah pensiun dan mungkin mengalami kesulitan dalam kehidupan mereka.
Program “tilik atlet” yang telah berjalan hampir dua tahun adalah salah satu bentuk upaya nyata dari KONI Kota Semarang untuk mendukung para mantan atlet.
Program ini bertujuan untuk memberikan dukungan dan solusi bagi para atlet yang masa pensiunnya tidak seberuntung rekan-rekan mereka yang lain.
Mantan Atlet Lari Ungkap Alami Stroke
Subagio Suwondo, dalam sebuah video menceritakan bahwa dirinya terkena stroke setelah memilih untuk pensiun dari dunia olahraga.
Pria berusia 60 tahun ini sebelumnya sempat bekerja di sebuah pabrik kayu selama 15 tahun, tetapi karena kecintaannya pada olahraga lari, ia kembali berkarier sebagai pelari.
Namun, nasib malang menimpanya ketika ia mengalami stroke, yang membuatnya tidak bisa bekerja lagi.
“Berhenti lari bekerja di pabrik kayu 15 tahun kemudian kembali lari namun sakit sampai hari ini sudah tidak bekerja karena stroke” kata Subagio Suwondo, Selasa (11/6/2024).
Kini, Subagio bergantung pada solidaritas teman-teman dan dukungan dari istrinya yang juga seorang atlet dan ibu rumah tangga.
Subagio, yang lahir pada 1964, berharap pemerintah kota Semarang memberikan perhatian lebih kepada para atlet, terutama yang sudah pensiun.Â
“Kebutuhan hidup dari teman-teman solidaritas dan dari istri yang kebetulan juga sebagai atlet dan Ibu rumah tangga,” tuturnya.
“Atlet Semarang itu biar ada kemajuan dan untuk yang berkepentingan pemerintah kota Semarang bisa memperhatikan lebih bagus lagi untuk atlet-atletnya supaya bisa lebih maju untuk kota Semarang,” Harapnya.
KONI Kota Semarang berkomitmen untuk terus membantu para mantan atlet dan bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memastikan kesejahteraan mereka terjaga, baik saat masih aktif berprestasi maupun setelah pensiun.
Program-program seperti “tilik atlet” diharapkan bisa memberikan dampak positif dan meringankan beban kehidupan para mantan atlet yang berjasa bagi dunia olahraga Indonesia.***
Penulis: Muhamad Rifki
Editor: Nurul Huda