Tuturpedia.com – Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas), ajang olahraga terbesar di Indonesia setara Pekan Olahraga Nasional (PON) untuk atlet penyandang disabilitas, akan dilaksanakan untuk ke-27 kalinya pada Minggu, 6 Oktober – Mingu, 13 Oktober 2224.
Berlokasi di Solo, Peparnas memiliki maskot dari fauna yang lekat dengan tradisi dan mitos bagi masyarakat tuan rumah. Hewan tersebut tak lain adalah kerbau bule, peliharaan dari Keraton Surakarta Hadiningrat.
Kerbau bule merupakan sebutan bagi sekelompok kerbau dengan genetik albino yang membuat kulit, hidung, hingga tanduk mereka berwarna terang alih-alih gelap seperti kerbau pada umumnya. Keunikan karakteristik fisik tersebut yang membuatnya dijuluki sebagai bule.
Maskot Peparnas mengadaptasi bentuk kerbau bule yang berdiri dengan kedua kaki layaknya manusia. Sentuhan tradisi dari tuan rumah terlihat dari maskot yang mengenakan busana ksatria khas Surakarta dengan belangkon dan batik bermotif parang.
Dilansir Tuturpedia dari situs resmi Kemenpora pada Selasa (20/8/2024), busana yang dikenakan maskot memiliki makna akan semangat pantang menyerah yang diharapkan dimiliki oleh para atlet yang bertanding.
Maskot turut mengenakan ‘samir’ atau kain berwarna merah dengan pinggiran kuning yang dikalungkan di leher. Warna ini merupakan samir khas yang digunakan dalam lingkungan Keraton Surakarta. Maknanya adalah untuk menangkal mara bahaya.
Asal Muasal Kerbau Bule
Kerbau bule sendiri memiliki makna spesial terkait dengan sejarah keberadaanya. Diriwayatkan kerbau bule merupakan pemberian dari Bupati Ponorogo, Kiai Hasan Besari Tegalsari untuk Pakubuwono II, raja pertama dari Surakarta Hadiningrat.
Peristiwa tersebut terjadi ketika Keraton Surakarta didirikan di tempatnya sekarang pada tahun 1745 dan ditujukan sebagai pengawal dari Tombak Kiai Slamet. Sehingga kerbau bule yang dipelihara dan berkembang biak hingga kini juga dikenal sebagai Kerbau Kiai Slamet.
Pada malam suro yang sakral, malam pergantian tahun dalam Kalender Jawa, Kerbau Kiai Slamet diikutsertakan dalam kirab pusaka mengelilingi Kota Solo. Kerbau ditempatkan pada bagian paling depan dari barisan peserta kirab yang seluruhnya mengenakan busana Jawa.
Meski terdapat pawang, kerbau bule tidak boleh dipaksa untuk maju sehingga ketika kerbau memilih untuk berhenti maka seluruh peserta kirab akan menunggu. Sontak hewan ini menjadi magnet perhatian dalam kirab yang menjadi tontonan bagi masyarakat dan turis.
Tidak sedikit masyarakat yang percaya jika kerbau bule membawa keberkahan sehingga mereka berebut kotoran yang dikeluarkan kerbau saat kirab berlangsung.
Peluncuran maskot Peparnas diselenggarakan di Pendopo Gede Balaikota Surakarta pada Kamis (18/7/2024). Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo, yang hadir dalam peluncuran tersebut, menyebutkan dalam Instagram pribadinya jika pemilihan kerbau bule sebagai maskot merupakan saran langsung dari mantan Wali Kota dan Wakil Presiden Terpilih, Gibran Rakabuming Raka.***
Penulis: Fadillah Wiyoto
Editor: Annisaa Rahmah