Tuturpedia.com – Timnas Israel, kerap menpapat penolakan dalam turnamen sepak bola. Tapi, penolakan tersebut, justru membuat mereka terus mengukir prestasi.
Saat Piala Dunia U-20, Timnas Israel mendapat penolakan untuk bermain di Indonesia sebagai tuan rumah.
Namun akhirnya, FIFA membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20. Sebagai gantinya, FIFA menunjuk Argentina.
Nah, dalam ajang Piala Dunia U-20 di Argentina, Timnas Israel sukses merebut juara tiga dalam kompetisi tersebut.
Saat itu, Timnas Israel U-20, meraih tempat ketiga Piala Dunia U-20 2023 usai menaklukkan Korea Selatan dengan skor 3-1 di Stadion Unico Diego Armando Maradona, La Plata, Senin (12/6/2023).
Bahkan dalam ajang yang sama, Timnas Israel U-20 mampu menggugurkan Brazil yang sempat diunggulkan untuk menjadi juara.
Estadio San Juan Bicentenario, San Juan, Argentina, menjadi saksi bisu kala Timnas Israel menekuk lutut Brazil dengan skor 3-2.
Keberhasilan ini melanjutkan prestasi baik Timnas muda Israel U-19 yang mampu menjadi runner-up pada kompetisi Euro U-19 pada 2022.
Kala itu, Timnas muda Israel U-19 kalah secara dramatis dari Inggris dengan skor 3-1 di Stadion Antona Malatinskeho, Trnava, Slovakia.
Tren positif tersebut, kemudian dilanjutkan oleh Timnas Israel U-21 dalam ajang Piala Euro U-21, yang saat ini masih berlangsung.
Timnas Israel U-21 berhasil masuk sebagi semifinalis di Piala Euro U-21.
Berjaya Ditengah Penolakan
Lantas, apa yang membuat Timnas muda Israel berjaya meski sering ditolak?
Nama Timnas muda Israel memang sedang melejit beberapa tahun terakhir. Mereka mampu menjadi semifinalis Piala Dunia U-20 dan Euro U-21 2023.
Melesatnya bakat-bakat muda Israel itu merupakan buah dari usaha untuk merevitalisasi proses pengembanagn bakat sepakbola usia muda.
Mengutip dari Reuters, moncernya Timnas muda Israel tidak terlepas dari peran manajer asal Belanda, Jelle Goes.
Dia adalah mentan manajer akademi FC Utrecht dan sejak bulan April 2023 mendapat kepercayaan menjadi Chief of Technical Footbal Development UEFA.
Goes inilah yang membangun dan merencanakan target masa depan untuk Timnas Israel.
Sejak 2021, ia sudah melakukan upaya-upaya revitalisasi dan pencarian bakat muda yang suistanable serta berjenjang. Hal ini didukung oleh pemerintah Israel yang turut menyumbangkan fasilitas latihan terpadu yang cukup mewah di Mikhmoret, Israel Tengah.
Dalam liputan ESPN, faktor dan toleransi dalam tim juga punya pengaruh besar dalam perkembangan Timnas Israel.
Jika di timnas senior Isarel kita mengenal Bibras Natco, kapten tim yang beragama muslim maka di timnas muda juga ada beberpa pemain berketurunan Arab dan beragama muslim seperti; Hamza Shibli, Anan Khalaily, dan Hisham Layous.
Hal ini, menurut beberapa pihak agak ironis, mengingat Timnas Israel seringkali ditolak saat akan bermain di Negara-negara muslim dengan alasan politis soal invasi Negara mereka ke Palestina.
Konsistensi Timnas muda Isarel ini, tentunya akan punya pengaruh ke Timnas Senior mereka.
Pemain-pemain muda yang karirnya mulai moncer inilah yang kelak akan melanjutkan estafet di Timnas Senior.
Bukan tidak mungkin, jika konsistensi mereja terus berjalan, di masa depan kita dapat melihat Timnas Israel memenangkan berbagai kompetisi.
Hal yang tentunya sangat menyedihkan bagi pihak-pihak yang kerap menolak mereka untuk bertanding.***
Penulis: Rizal Akbar
Editor: M. Rain Daling