Semarang, Tuturpedia.com – Mahasiswa PPG Prajabatan Sejarah Universitas Negeri Semarang (Unnes) menggelar seminar kesejarahan pada hari Rabu, 17 April 2024 di Ruang Multimedia SMA Negeri 3 Semarang, Jawa Tengah.
Kegiatan yang mengambil tema “Local Historical Conservation: Situs Candi Tugu sebagai Diseminasi Memori Kolektif dan Edukasi Nilai-nilai Nasionalisme” ini merupakan hasil dari kajian yang dilaksanakan kurang lebih selama satu bulan oleh tim PPG Prajabatan Sejarah.
Melalui keterangan tertulis, tim PPG Prajabatan Sejarah Unnes menyampaikan bahwa tujuan kegiatan ini adalah untuk menanamkan perasaan cinta akan sejarah dan menguatkan nilai-nilai konservasi untuk menjaga cagar budaya kepada generasi muda.
“Tujuan diadakannya seminar ini, tim PPG prajabatan Sejarah berharap supaya generasi muda cinta akan sejarah dan tertanam kuat nilai-nilai konservasi menjaga cagar budaya yang memiliki nilai historis,” tulis keterangan tertulis yang diterima tuturpedia.com, Kamis (18/4/2024).
Sebagai informasi, objek yang menjadi kajian dalam seminar ini adalah Candi Tugu yang terletak di Kelurahan Tugurejo, Kecamatan Tugu, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Menurut keterangan dari tim PPG Prajabatan Sejarah Unnes, alasan lokasi ini dipilih menjadi objek kajian adalah untuk membuktikan pendapat bahwa candi tugu merupakan tapal batas antara Kerajaan Majapahit dan Padjajaran.
“Banyak informasi yang memvalidasi bahwa lokasi tersebut bersejarah dan merupakan perbatasan Kerajaan Majapahit dan Padjajaran, namun belum ada yang bisa memastikan hal tersebut,” lanjut keterangan tertulis itu.
Dalam kajiannya, mahasiswa PPG Prajabatan Sejarah Unnes menggali informasi secara langsung kepada Sumarto, selaku juru pelihara situs Candi Tugu.
Berdasarkan keterangan Sumarto, diceritakan bahwa situs Candi Tugu berdasarkan sumber lisan dari masyarakat dipercaya sebagai patok pembatas antara Majapahit dan Padjajaran. Hal ini diperkuat dengan adanya arsip Belanda yang disimpan Sumarto.
Hal yang paling patut diperhatikan dari kajian ini adalah bahwa bangunan yang disebut ‘tugu’ tersebut adalah sejenis tugu yang berbentuk mirip seperti stupa corong.
Sedangkan ‘candi’ yang juga berdiri di situs tersebut adalah replika dari Candi Gedong Songo yang dibangun atas prakarsa PT. Tanjung Mas Semarang Bp. Djamin CH dan dibuat pada tahun 1984-1985. Replika Candi ini sendiri dibuat oleh R.T.D. Djayaprana dari Muntilan, Magelang, Jawa Tengah.
Area situs tersebut, baik Tugu maupun replika candi, keduanya merupakan bangunan cagar budaya yang dilindungi oleh Dinas Purbakala daerah setempat.
Dalam keterangan tertulis itu, tim PPG Prajabatan Sejarah Unnes juga menyampaikan bahwa seminar ini juga bertujuan untuk memperkenalkan sejarah lokal di Kota Semarang.
“Seminar ini juga bertujuan untuk memperkenalkan sejarah lokal bahwa di Semarang sendiri ternyata ada sebuah bangunan Candi Tugu yang tidak kalah dibandingkan dengan candi yang ada di Yogyakarta, Magelang, ataupun daerah lain,” imbuhnya.
“Untuk itu, adanya seminar ini adalah untuk menumbuhkan rasa nasionalisme, pentingnya menjaga, merawat dan konservasi sejarah lokal,” tutup keterangan tersebut.***
Kontributor Kota Semarang: Rizal Akbar.
Editor: Annisaa Rahmah.