Tuturpedia.com – Kasus meninggalnya dokter muda yang diduga akibat bullying (perundungan) menuai reaksi dari berbagai pihak, salah satunya dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Dikutip Tuturpedia.com, Kamis (15/8/2024), sebelumnya seorang dokter muda PPDS Anestesi Universitas Diponegoro (Undip) Semarang diketahui meninggal dunia, diduga mengakhiri hidupnya dengan cara menyuntikkan obat ke tubuhnya sendiri.
Hal ini diungkapkan oleh salah seorang pengguna X @bambangsuling11. Bukan tak sanggup dengan studi di kedokteran, diduga korban berinisial ARL ini juga mengalami bullying dari para seniornya di rumah sakit.
“TW: Bundir Dokter muda RSUD Kardinah Tegal meninggal bundir dengan cara suntikkan obat ke tubuh. Diduga tak kuat menahan bully selama ikut PPDS Anestesi Undip Semarang. Mohon bantuan RT-nya karena ada indikasi kasus ini ditutupi dngan menyebut korban sakit saraf kejepit,” tulis akun @bambangsuling11.
Kasus bullying juga dibenarkan oleh salah seorang warganet lainnya yang mengatakan jika PPDS anestesi merupakan salah satu yang paling kejam.
Bahkan peserta juga tak tanggung-tanggung mengeluarkan uang banyak untuk menyenangkan dari mulai membelikan barang pribadi untuk para enior.
“Katanya PPDS paling kejem itu emang anestesi. Sebulan bisa kluar duit 10juta buat nyenengin senior, blanjain senior, dan beli barang2 yg buat kepentingan pribadi senior kaya gini rill adanya apalagi di tahun pertama PPDS (cerita dari temen yg PPDS disitu juga),” ujar akun @pre***.
Pihak PPDS Anestesi Undip sendiri menyebut jika korban kerap menyuntikkan obat ke tubuhnya lantaran mengalami sakit saraf kejepit.
Namun berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan, polisi menemukan sebuah buku harian korban yang berisi curhatan terkait perudungan yang dialaminya oleh para senior. Ia bahkan sempat hendak memutuskan untuk resign namun berakhir dengan mengakhiri hidupnya sendiri.
Menanggapi kasus tersebut, Kemenkes pun akhirnya melakukan investigasi atas kasus kematian mahasiswi PPDS anestesi yang diduga mengalami perundungan di Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Hal ini disampaikan oleh Plt Kepala Biro Komunikasi Kemenkes dr Siti Nadia Tarmizi, Rabu (14/8/2024).
“Sudah ada tim Itjen (Inspektorat Jenderal) melakukan investigasi. Saat ini ada penghentian sementara proses pendidikan anestesi di RS Kariadi sebagai wahana pendidikan,” ungkap dr Siti Nadia Tarmizi.
Adapun penghentian sementara prodi anestesi FK Undip di RSUP Kariadi merupakan bagian dari dilakukannya investigasi kasus tersebut.
Sebelumnya Kemenkes juga sudah menyampaikan resmi bahwa pihaknya menghentikan sementara program PPDS anestesi FK Undip di RSUP Dr. Kariadi, Semarang.
“Sehubungan dengan dugaan terjadinya perundungan di Program Studi Anestesi Universitas Diponegoro yang ada di RSUP Dr. Kariadi yang menyebabkan terjadinya bunuh diri, pada salah satu peserta didik Program Studi Anestesi Universitas Diponegoro, maka disampaikan kepada Saudara untuk menghentikan sementara Program Studi Anestesi di RSUP Dr. kariadi sampai dengan dilakukannya investigasi dan langkah-langkah yang dapat dipertanggungjawabkan oleh jajaran direksi Rumah Sakit Kariadi dan FK UNDIP. Penghentian program studi sementara tersebut terhitung mulai tanggal surat ini dikeluarkan,” pernyataan resmi dari Kemenkes RI.
CATATAN: Informasi ini tidak untuk menginspirasi siapa pun untuk melakukan tindakan bunuh diri. Jika Anda memiliki pikiran untuk melakukan, segera hubungi psikolog atau psikiater terdekat.***
Penulis: Niawati
Editor: Annisaa Rahmah