Tuturpedia.com – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI memprediksi puncak arus mudik Lebaran 2024 akan terjadi pada Senin, 8 April 2024 atau H-2 sebelum Lebaran.
Sedangkan prediksi puncak arus balik terjadi pada Minggu, 14 April 2024 atau H+3 Lebaran.
Di saat puncak arus mudik Lebaran, terdapat potensi pergerakan 26,6 juta dari para pemudik atau 13,7 persen dari total penduduk Indonesia. Kemudian pada arus balik potensi pergerakan pemudik sebesar 41 juta orang atau 21,2 persen.
Menurut Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, berdasarkan hasil survei yang dilakukan Kemenhub, terdapat tren peningkatan potensi pergerakan masyarakat secara nasional, pada masa Lebaran 2024 apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
“Potensi pergerakan masyarakat secara nasional pada masa mudik Lebaran 2024, yakni sebesar 193,6 juta orang atau 71,7 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Angka tersebut meningkat dibanding potensi pergerakan masyarakat pada masa Lebaran 2023, yakni 123,8 juta orang atau 45,67 persen,” tuturnya melalui daring, dikutip Tuturpedia, Senin (18/3/2024).
Hasil survei menunjukkan daerah asal perjalanan terbanyak, yaitu Jawa Timur sebesar 16,2 persen (31,3 juta orang), disusul Jabodetabek sebesar 14,7 persen (28,43 juta orang), dan Jawa Tengah sebesar 13,5 persen (26,11 juta orang).
Sementara untuk daerah tujuan terbanyak, yaitu Jawa Tengah sebesar 31,8 persen (61,6 juta orang), Jawa Timur sebesar 19,4 persen (37,6 juta orang), dan Jawa Barat sebesar 16,6 persen (32,1 juta orang).
Transportasi Favorit Pilihan Pemudik
Sedangkan minat masyarakat terhadap pemilihan penggunaan angkutan untuk mudik lebaran terbanyak adalah kereta api. Jumlah pengguna kereta api di momen Lebaran yakni sebesar 20,3 persen (39,32 juta), bus 19,4 persen (37,51 juta), mobil pribadi 18,3 persen (35,42 juta), dan sepeda motor sebesar 16,07 persen (31,12 juta).
Menurut Budi Karya, survei Kemenhub mengindikasikan, terdapat kecenderungan peningkatan minat masyarakat untuk melakukan perjalanan mudik Lebaran tahun 2024.
Minat masyarakat tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain tidak adanya Covid-19, ekonomi keluarga, cuti bersama, liburan anak sekolah, peningkatan kualitas dan kuantitas sarana prasarana transportasi, serta kondisi cuaca.
Setiap tahun Kementerian Perhubungan (Kemenhub), melalui Badan Kebijakan Transportasi (BKT) selalu mengeluarkan survei potensi pergerakan masyarakat dalam masa angkutan lebaran.
Tahun ini survei Kemenhub bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik, Kementerian Komunikasi dan Informatika, dan melibatkan para pakar dan akademisi di bidang transportasi.***
Penulis: Angghi Novita.
Editor: Annisaa Rahmah.