Indeks

Kembali Terjadi, Serangan Bom Israel Putus Akses Internet dan Listrik di Palestina

Serangan bom Israel yang terjadi selama 1 jam penuh di area rumah sakit Al Shifa Palestina. Foto: X.com/Timesofgaza
Serangan bom Israel yang terjadi selama 1 jam penuh di area rumah sakit Al Shifa Palestina. Foto: X.com/Timesofgaza

Tuturpedia.com – Israel terus melakukan penembakan besar-besaran di sekitar beberapa rumah sakit di utara Jalur Gaza. Menurut pemerintah Palestina, pengeboman kali ini dilakukan selama 1 jam penuh di area rumah sakit Al Shifa.

Serangan bom ini disinyalir menjadi pengeboman tersadis yang pernah dilakukan Israel terhadap Palestina selama satu minggu kebelakang. 

“Kami dapat memahami bahwa serangan udara ini bertujuan untuk mendorong pasukan Israel yang mengelilingi Kota Gaza menuju Rumah Sakit Al Shifa. Kami tahu ribuan orang meninggalkan rumah mereka di lingkungan ini menuju rumah sakit, mencari perlindungan,” ujar Safwat Kahlout dari Al Jazeera, Senin (6/11/23).

“Ini menunjukkan bahwa tentara Israel sedang merencanakan sesuatu yang besar, mungkin dalam beberapa jam atau beberapa hari mendatang mengenai Rumah Sakit Al Shifa itu sendiri.” lanjutnya. 

Sebelumnya pada Minggu, serangan Israel melanda dekat Rumah Sakit Al Quds di Kota Gaza, melukai sedikitnya 14 orang dan merusak bangunan.

Serangan tersebut dilakukan sebab Israel menuduh rumah sakit Al-Quds merupakan tempat kampanye militer yang digunakan oleh Hamas. 

Serangan mengerikan itu sayangnya kembali terjadi pada Minggu (5/11/23) kemarin. Pasukan Israel mengepung Palestina hingga mencapai garis pantai. 

Kelompok advokasi akses internet NetBlocks.org melaporkan jika serangan tersebut mengakibatkan hilangnya koneksi internet di Palestina.

Perusahaan Telekomunikasi Paltel juga mengonfirmasi adanya pemadaman listrik akibat serangan tersebut. 

Pemadaman listrik tersebut juga meningkatkan kekhawatiran pihak rumah sakit. Mereka harus tetap merawat para korban perang tanpa aliran listrik.

Alasan lainnya juga disebabkan rumah sakit di seluruh wilayah Palestina memperingatkan bahwa persediaan bahan bakar hampir habis di tengah blokade total Israel. 

Mendengar terjadinya pengepungan di palestina, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan keprihatinannya.

Badan tersebut mengkhawatirkan keselamatan pasien, petugas kesehatan, dan ribuan orang yang berlindung di Rumah Sakit Al Quds.

WHO juga menegaskan kembali seruannya untuk segera melakukan gencatan senjata, memberikan perlindungan aktif terhadap warga sipil dan layanan kesehatan, serta menghormati Hukum Humaniter Internasional.

Meskipun para aktivis Pro-Palestina melakukan seruan dan demonstrasi di luar negeri, Israel terus melakukan pemboman di Gaza, dengan mengatakan bahwa mereka menargetkan Hamas dan menuduhnya menggunakan warga sipil sebagai tameng manusia. 

Kritikus lainnya juga mengatakan serangan Israel seringkali tidak proporsional, mengingat banyaknya warga sipil yang tewas.

Bukan hanya itu, dikutip dari Livemint, Senin (6/11/23) perang berkepanjangan ini akan merugikan Israel sebanyak 200 miliar shekel ($51 miliar).

Namun kerugian ini tetap tidak menggetarkan Israel yang bersikeras terus melakukan serangan terhadap Palestina. 

Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas mengatakan lebih dari 9.700 warga Palestina telah tewas dalam hampir sebulan perang di Gaza, lebih dari 4.000 di antaranya adalah anak-anak dan anak di bawah umur. 

Jumlah korban kemungkinan akan meningkat ketika pasukan Israel bergerak maju ke lingkungan perkotaan yang padat.***

Penulis: Anna Novita Rachim

Editor: Nurul Huda

Exit mobile version