Tuturpedia.com – Gerakan Houthi yang berbasis di Yaman telah bergabung dalam perang Israel-Hamas, dikhawatirkan konflik akan meluas hingga ke ujung Timur Tengah.
Untuk validasi seruan tersebut, Kelompok Houthi menembakkan rudal balistik pertamanya ke Israel.
Serangan itu pun terekam oleh warga Israel dan disebarluaskan melalui media sosial, termasuk oleh pengirim menfess di akun @tanyarlfess.
Kelompok Houthi telah bergabung dengan kelompok militan lain yang didukung Iran termasuk Hizbullah, yang telah melakukan baku tembak dengan pasukan Israel di seberang perbatasan Lebanon.
Dikutip dari akun X @SoftWarNews, Kamis (2/11/23) diketahui KSA memberikan lampu hijau untuk penempatan sistem pertahanan udara AS di negaranya untuk melindungi Israel dari serangan Houthi.
Jarak tempuh rudal yang digunakan Houthi terlempar hingga 1900km dan memiliki peluang tembak jatuh.
Menurut APNews, hingga saat rudal dilemparkan, Pemerintah Yaman yang diakui secara internasional belum menyatakan perang terhadap Israel.
Para ahli mengatakan milisi yang didukung Iran tidak menyatakan perang habis-habisan terhadap negara Yahudi tersebut.
Selain lemparan rudal balistik, juru bicara militer Houthi Yahya Saree mengatakan pihaknya berada di balik dua insiden sebelumnya, yaitu serangan pesawat tak berawak pada 18 Oktober dan tiga rudal jelajah yang dicegat oleh Angkatan Laut AS pada 19 Oktober.
Dikutip dari The Sydney Morning Herald, Saree juga mengatakan Israel harus disalahkan atas konflik di wilayah tersebut dan bahwa Houthi akan terus terlibat sampai agresi Israel berhenti.
Siapa Kelompok Houthi di Yaman?
Kelompok Houthi, juga dikenal sebagai Ansar Allah (Pendukung Tuhan), berkembang pada 1990-an karena ketidakpuasan terhadap keberpihakan pemerintah Yaman dengan Arab Saudi dan Amerika Serikat.
Kelompok Houthi di Yaman berakar pada Zaydisme, sebuah sekte Islam Syiah yang mencakup sekitar 25 persen populasi Yaman; wilayah lain di negara ini didominasi Sunni.
Kelompok ini telah memposisikan dirinya sebagai kelompok anti-imperialis yang menentang intervensi asing dan sebagai kekuatan pembangunan ekonomi bagi rakyat Yaman.
Slogan Houthi yang berbunyi “Tuhan Maha Besar, Kematian bagi Amerika, Kematian bagi Israel, Kutukan terhadap Yahudi, Kemenangan bagi Islam,” sesuatu yang melambangkan perlawanan mereka terhadap campur tangan negara-negara tersebut.
Keberpihakannya dengan Palestina tidak lain karena kelompok ini sejalan dengan Poros Perlawanan Iran, sebuah koalisi militer informal yang berpusat pada niat anti-Barat dan anti-Israel.
Diketahui Kelompok Houthi pernah ditangkap pada awal 2000-an di tengah kekhawatiran akan pengaruhnya yang semakin besar dan menanggapinya dengan pemberontakan yang mempermalukan militer Yaman dan Saudi.
Kelompok Houthi pertama kali menunjukkan hubungannya dengan Hamas pada 2021 ketika mereka menyarankan pertukaran tahanan Saudi yang mereka tahan untuk pembebasan warga Palestina.
Hamas kemudian memberikan “perisai kehormatan” kepada kepemimpinan Houthi sebagai pengakuan atas dukungannya terhadap Palestina.***
Penulis: Anna Novita Rachim
Editor: Nurul Huda













