Tuturpedia.com – Kementerian Luar Negeri mengimbau untuk Warga Negara Indonesia (WNI) melakukan evakuasi mandiri ke tempat yang lebih aman imbas meningkatnya eskalasi Israel-Lebanon di daerah tersebut.
KBRI Beirut mencatat bahwa ada sebanyak 159 WNI yang berada di Lebanon.
Imbauan itu dilakukan sebab sebelumnya, Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kemlu RI Judha Nugraha di hari Selasa (1/10/2024) mengatakan bahwa beberapa WNI yang tinggal di negara tersebut menolak untuk melakukan evakuasi karena menganggap daerah tempat tinggalnya masih terpantau aman.
Bukan hanya ratusan WNI, ribuan TNI juga diketahui masih berada di Lebanon untuk menjalankan tugasnya. Menurut data KBRI, Indonesia memiliki sekitar 1.200 prajurit TNI yang tergabung dalam United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL).
Melihat masih banyaknya WNI dan prajurit TNI yang berada di daerah terdampak konflik tersebut, Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen Hariyanto menuturkan bahwa TNI telah menyiapkan rencana kontingensi untuk keadaan darurat, termasuk evakuasi.
“Untuk evakuasi pengungsi yang berada di dekat perbatasan Israel harus mendapat izin dari Panglima UNIFIL, sedangkan untuk penarikan personel TNI saat ini menunggu keputusan Panglima UNIFIL,” kata Hariyanto, di Jakarta, Kamis (26/9/2024).
Nantinya, jika evakuasi WNI selanjutnya dilakukan dengan bantuan prajurit UNIFIL, maka proses evakuasi akan sepenuhnya dilaksanakan dalam koordinasi komandan pasukan UNIFIL yang bertugas.
Dikutip dari laman Polri, Selasa (1/10/2024) KBRI di Beirut telah menaikkan status kewaspadaan menjadi siaga 1 atau darurat bagi seluruh warga negara di Lebanon dan mengeluarkan imbauan perjalanan untuk tidak mengunjungi Lebanon dan Israel.
Sejak bulan Agustus 2024, terhitung sudah sebanyak 25 warga negara Indonesia yang berhasil dievakuasi.
Untuk meredam angka wisatawan yang pergi ke Lebanon, Kemlu RI juga telah mengeluarkan anjuran bagi WNI agar menunda perjalanan ke Lebanon dan Israel.
Israel diketahui telah memulai serangan pertamanya melalui ledakan pager dan walkie talkie yang berlangsung pada Selasa, 17 September 2024 kemarin. Serangan tersebut terus berlanjut dan telah menewaskan lebih dari 960 orang dan melukai lebih dari 2.770 lainnya.***
Penulis: Anna Novita Rachim
Editor: Annisaa Rahmah