Blora, Tuturpedia.com — Kasus dugaan perundungan (bullying) di lingkungan pendidikan kembali mengguncang Blora. Seorang siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kedungjenar, berinisial H, kini menghadapi kondisi serius setelah dikabarkan mengalami patah kaki, insiden yang diduga merupakan puncak dari serangkaian aksi kekerasan. Selasa, (11/11/2025).
Kejadian ini telah membuat orang tua korban mengambil langkah tegas: melaporkan kasus tersebut ke polisi dan segera memindahkan H dari sekolahnya.
Kronologi Mengejutkan: Dorongan Berujung Patah Kaki
Menurut keterangan orang tua H, rentetan dugaan kekerasan ini bermula saat H mengalami luka serius di bawah mata akibat serpihan kacamata. Namun, kondisi H semakin memburuk setelah insiden terbaru yang terjadi di depan sekolah.
Orang tua korban membeberkan kronologi yang mengarah pada dugaan perundungan berantai:
Awalnya Dorongan: “Anak saya didorong dari belakang, enggak tahu siapa pelakunya. Awalnya justru dari adik kelas 3B, info dari Kepseknya sendiri,” ungkap orang tua H, mengindikasikan adanya keterlibatan siswa lain.
Insiden Tabrak Lari: Titik kritis terjadi ketika H diklaim menjadi korban tabrak lari oleh orang tak dikenal di depan SDN Kedungjenar, yang menyebabkan kakinya patah.
Klaim orang tua bahwa patah kaki H adalah akibat dorongan yang disusul insiden tabrak lari ini menyoroti kekhawatiran masyarakat, apakah kecelakaan tersebut murni atau merupakan bagian dari aksi perundungan berantai.
Laporan Resmi di Meja Satreskrim Polres Blora
Kasus dugaan perundungan dan kekerasan yang menimpa siswa H kini telah ditangani secara resmi oleh pihak kepolisian. Seluruh berkas dan detail kejadian telah berada di meja penyidik Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Blora.
“Hari ini sudah saya laporkan ke Polres. Sudah masuk di Reskrim,” tegas orang tua H, membenarkan bahwa proses penyelidikan sedang berjalan.
Sebagai langkah antisipasi dan demi keselamatan anaknya, orang tua H juga langsung mencabut dan memindahkan anaknya ke sekolah lain.
“Tadi pagi anak saya juga sudah saya cabut pindah dari SD Kedungjenar ke SDN Kemiri 1 Jepon,” ujarnya. Langkah ini diambil demi mencegah terulang kembali hal serupa, baik pada H maupun pada anak-anak lain.
Masyarakat menaruh harapan besar agar Polres Blora segera memberikan keterangan resmi terkait perkembangan kasus ini. Hal ini penting untuk mengungkap identitas pelaku yang diduga mendorong, menabrak korban, serta memastikan apakah lingkungan sekolah benar-benar aman dari segala bentuk kekerasan.















