Bandung Barat, Tuturpedia.com — Kasus keracunan massal akibat program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Bandung Barat akhirnya menemukan titik terang. Hasil uji laboratorium mengungkap bahwa bakteri Salmonella dan Bacillus cereus menjadi biang kerok di balik insiden yang menimpa ribuan warga.
Dinas Kesehatan Jawa Barat mencatat, sebanyak 1.333 orang di Kecamatan Cipongkor, Bandung Barat, mengalami gejala keracunan usai menyantap makanan dari program MBG. Tak hanya di Bandung Barat, kasus serupa juga terjadi di Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut, dengan jumlah korban mencapai 657 orang.
Beberapa korban bahkan sempat dinyatakan pulih, namun kembali mengalami gejala seperti mual, muntah, hingga diare. Kondisi ini menimbulkan keresahan di tengah masyarakat, terutama karena program MBG sejatinya ditujukan untuk mendukung kesehatan warga.
Hasil Uji Laboratorium
Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat, R. Nina Susana Dewi, menjelaskan bahwa hasil pemeriksaan dari Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Jabar menemukan adanya kontaminasi pada komponen karbohidrat makanan.
“Dari hasil uji lab, ditemukan bakteri Salmonella dan Bacillus cereus pada sampel makanan. Dua bakteri ini bisa memicu gejala keracunan bila makanan tidak disimpan atau disajikan sesuai standar keamanan pangan,” jelas Nina.
Menurutnya, salah satu faktor utama adalah waktu penyimpanan makanan yang terlalu lama pada suhu ruang, melebihi 6 jam tanpa pengendalian suhu. Kondisi tersebut memungkinkan bakteri berkembang biak dengan cepat.
Imbauan Keamanan Pangan
Dinas Kesehatan pun mengimbau agar seluruh pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan MBG lebih memperhatikan protokol keamanan pangan. Mulai dari pemilihan bahan makanan, proses memasak, hingga distribusi makanan ke masyarakat harus dilakukan dengan higienis dan sesuai standar.
“Makanan sebaiknya disajikan pada suhu di atas 60 derajat Celcius atau disimpan di bawah 5 derajat Celcius untuk mencegah pertumbuhan bakteri. Petugas juga wajib menggunakan sarung tangan, penutup kepala, dan menjaga higienitas selama proses penyajian,” tambah Nina.
Ia juga menyarankan agar para korban yang sudah pulih tetap berhati-hati dalam mengonsumsi makanan. “Untuk sementara, makanlah makanan sederhana yang dimasak sendiri di rumah, jangan dulu makanan kompleks atau yang berisiko terkontaminasi,” katanya.
Pemerintah Diminta Evaluasi
Kasus keracunan massal MBG ini memicu dorongan agar pemerintah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap program tersebut. Tujuan mulia untuk meningkatkan gizi masyarakat jangan sampai tercederai oleh lemahnya pengawasan keamanan pangan.
Dengan terungkapnya bakteri penyebab keracunan ini, diharapkan ke depan program MBG bisa berjalan lebih aman, sehat, dan benar-benar memberi manfaat bagi masyarakat.
Penulis: Permadani T. || Editor: Permadani T.