Blora, Tuturpedia.com — Serangkaian kasus kekerasan di lingkungan pendidikan Blora memicu reaksi cepat dan tegas dari sejumlah tokoh masyarakat. Hal itu guna Menyikapi viralnya aksi bullying di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Blora dan insiden adu jotos yang melibatkan siswa di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kedungjenar. Minggu, (09/11/2025).
Salah satu Tokoh masyarakat Blora Nugroho, menyatakan kegusarannya dan memerintahkan langkah penanganan serius secara menyeluruh. Ia, menekankan bahwa kasus-kasus ini adalah alarm keras bagi seluruh pemangku kepentingan pendidikan di Blora.
“Saya minta Dinas Pendidikan dan pihak sekolah tidak main-main. Sekolah adalah rumah kedua bagi anak-anak, tempat mereka seharusnya merasa aman, nyaman, dan mendapatkan pendidikan karakter yang baik,” tegasnya.
Langkah Tegas dan Komprehensif: Pelaku dan Korban Wajib Didampingi
Menindaklanjuti insiden di SMPN 1 Blora yang sempat viral, dan kasus perkelahian di SDN Kedungjenar, dirinya menginstruksikan jajaran terkait untuk mengambil langkah konkret:
- Pembinaan Hukum dan Moral: Melibatkan kepolisian (Polsek dan Unit PPA Polres Blora) untuk memberikan edukasi hukum kepada para pelaku agar muncul efek jera, tanpa mengabaikan aspek pembinaan.
- Pendampingan Psikososial: Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) diminta segera turun tangan memberikan pendampingan psikologis bagi korban maupun pelaku untuk memastikan pemulihan trauma dan perubahan perilaku.
- Penguatan Karakter: Kepala sekolah di seluruh jenjang, mulai dari SD hingga SMP, diinstruksikan untuk mengintensifkan program pencegahan kekerasan, pembentukan Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK), serta memperkuat pendidikan karakter di sekolah.
- Tanggung Jawab Bersama: Nug, sapaan akrabnya menegaskan bahwa pencegahan bullying adalah tanggung jawab kolektif. Ia meminta orang tua siswa untuk bekerja sama dan mengawasi perilaku anak-anak, baik di rumah maupun di lingkungan pergaulan.
“Tidak cukup hanya mediasi, harus ada tindak lanjut yang terstruktur. Kita ingin pendidikan di Blora ini melahirkan generasi yang cerdas, berkarakter, dan berakhlak mulia,” tutupnya, sekaligus berharap adanya komitmen Pemkab Blora untuk mewujudkan “Blora Zero Bullying.”
Kasus ini menjadi momentum bagi Kabupaten Blora untuk mengevaluasi dan memperketat pengawasan di semua institusi pendidikan, memastikan setiap siswa terlindungi dari segala bentuk kekerasan.
