Tuturpedia.com – Rumah Sakit Sentosa di Bogor, Jawa Barat, telah menyampaikan permintaan maaf kepada kedua ibu yang bayinya tertukar.
Manajemen rumah sakit berharap kasus ini bisa diselesaikan melalui pendekatan yang mengutamakan kekeluargaan.
Juru Bicara RS Sentosa, Gregg Djako, mengungkapkan bahwa Margaretha Kurnia, Direktur RS Sentosa, telah secara langsung meminta maaf kepada Siti Mauliah (37) dan ibu D (33), yang mengalami pertukaran bayi.
Saat pertemuan dengan kedua ibu tersebut di rumah sakit pada Mei 2023, Direktur RS Sentosa telah mengungkapkan permintaan maaf dan berkomitmen untuk membantu menyelesaikan masalah ini sebaik mungkin.
Gregg menjelaskan bahwa rumah sakit tidak pernah meminta maaf adalah pandangan yang terlalu naif.
Sejak awal menerima laporan adanya dugaan pertukaran bayi, RS Sentosa telah berupaya untuk mengawasi dan menyelesaikan kasus ini. Menurut Gregg, rumah sakit juga telah berusaha untuk mengatur tes DNA bagi kedua ibu pada bulan Mei 2023 serta mengambil alih biayanya. Namun, pada saat itu, hanya Siti dan bayinya yang dirawat yang menjalani tes tersebut.
Hasil tes DNA silang yang dilakukan oleh Puslabfor Polri pada tanggal 21 Agustus 2023 membenarkan bahwa bayi dari Siti Mauliah dan D memang telah tertukar.
Setelah hasil tes DNA silang ini diperoleh, Gregg mengungkapkan bahwa RS Sentosa berharap agar masalah pertukaran bayi ini dapat diselesaikan secara kekeluargaan.
“Kami berharap upaya kami adalah untuk menyelesaikan masalah ini dengan pendekatan yang bersifat keluarga dan damai. Ini sesuai dengan semangat awal rumah sakit,” ungkap Gregg, dikutip ada Selasa (29/8/2023).
Menurut Gregg, RS Sentosa akan menawarkan dua hal kepada kedua ibu yang bayinya tertukar, jika hal ini menjadi bagian dari pembicaraan, yaitu fasilitas perawatan kesehatan dan beasiswa. RS Sentosa akan memberikan fasilitas perawatan kesehatan bagi kedua bayi tersebut hingga usia 18 tahun.
Selain itu, RS Sentosa juga akan menawarkan beasiswa untuk pendidikan kedua anak tersebut.
“Ini berarti bahwa rumah sakit akan bertanggung jawab atas kesehatan mereka. Rumah sakit juga akan menawarkan beasiswa kepada kedua anak hingga mereka menyelesaikan pendidikan SMA,” ujar Gregg.
Setelah bayi dari kedua ibu diketahui tertukar, Polres Bogor masih terus menyelidiki kasus ini.
Kapolres Bogor, AKBP Rio Wahyu Anggoro, menyatakan bahwa polisi masih sedang menyelidiki penyebab pertukaran bayi dari kedua pasien tersebut, termasuk dugaan kelalaian di RS. Terlebih lagi, pertukaran ini terjadi selama setahun. “Penyelidikan masih berlanjut,” kata Kapolres.
Polres Bogor saat ini sedang memfasilitasi pengembalian dua bayi yang tertukar kepada ibu biologis mereka. Oleh karena itu, Polres Bogor menyediakan tempat tinggal bersama bagi kedua keluarga bayi tersebut untuk membangun ikatan antara bayi dan orang tua biologis mereka.
Menurut Kapolres, tempat tinggal bersama ini akan disediakan selama sekitar satu bulan, yang telah disepakati dalam mediasi antara kedua keluarga tersebut.
“Jadwal per jadwal, jam per jam telah diatur, dan daftar kegiatan telah dibuat untuk memastikan bahwa proses membangun ikatan antara orang tua dan anak terjalin dengan baik,” ungkap Kapolres.
Penulis: Muhamad Rifki
Editor: Nurul Huda