Tuturpedia.com – Ribuan manusia harus meregang nyawa akibat terpaan banjir dahsyat di Libya.
Diketahui banjir merendam daerah Libya Timur dikarenakan adanya badai daniel besar dan menyebabkan bendungan di daerah tersebut jebol.
Kabar terkini yang dikutip dari laman APNews, Rabu (13/9/23) menyatakan bahwa dikhawatirkan akan ada sebanyak 5000 korban jiwa berjatuhan pasca bencana menerjang.
Selain itu, 10.000 warga di sana masih dinyatakan hilang oleh pemerintah setempat.
Menurut penuturan Menteri Penerbangan Sipil pemerintahan Libya sebelah timur, Hichem Abu Chkiouat, menyatakan hingga saat ini masih banyak terlihat mayat manusia berhamburan, baik itu di area laut, lembah, hingga di antara bangunan.
Bukan hanya itu, menurut penuturan jurnalis Reuters, menyatakan jika di kota Derna terlihat bagaimana bangunan yang tersapu air, mobil dengan keadaan terbalik dan jalanan yang diselimuti oleh lumpur. Kerusakan kota dengan populasi 125.000 jiwa ini sangat parah terlihat oleh mereka.
Mengutip dari Reuters, seorang warga Derna bernama Mostafa Salem menyatakan jika ia kehilangan 30 orang kerabat dan saudaranya pasca bencana tersebut.
Ia juga mengatakan jika bencana ini sangat mendadak dan terjadi ketika warga kota tersebut sedang tertidur lelap.
Pada awalnya, warga Derna mendengar hujan yang sangat lebat terjadi di kota tersebut.
Meskipun sudah diberi peringatan akan terjadi badai tepat 72 jam sebelum banjir berlangsung, mereka mengira jika itu hanyalah hujan besar biasa.
Hingga pada akhirnya terdengar sebuah ledakan besar yang ternyata berasal dari suara tanggul yang jebol.
Dampak yang cukup besar memang terjadi pada lingkungan kota di negara tersebut, mengingat Libya memang sedang mengalami perpecahan pemerintahan. Di mana daerah timur dan daerah barat negara Libya memang saling bersaing.
Dampaknya, beberapa infrastruktur di beberapa wilayah terabaikan dan akhirnya mengalami kerusakan fatal saat bencana alam terjadi.
Bantuan Berdatangan untuk Para Korban
Banjir yang menghancurkan sebagian wilayah kota tersebut juga menyapu bersih harta benda warga.
Tepat di hari Selasa (12/9/23) bantuan dari luar mulai berdatangan, bantuan ini datang setelah 36 jam bencana terjadi di daerah tersebut.
Banjir besar ini pun terdengar oleh organisasi PBB dan turut memberikan bantuan solidaritas.
Dikutip dari APNews, Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres menyampaikan PBB akan bekerja sama dengan mitra lokal untuk mendapatkan bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan bagi korban terdampak banjir tersebut.
Menteri Luar Negeri Indonesia di Libya Pastikan WNI Selamat
Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri RI, Judha Nugraha, menyampaikan jika saat ini tidak ada informasi yang menyatakan adanya WNI menjadi korban di bencana banjir Libya.
Jika dilihat dari database KBRI, ada sebanyak 282 WNI yang sekarang berada di Libya, Mayoritas dari mereka menetap di Libya Barat.
KBRI di Tripoli terus berusaha berkomunikasi dengan otoritas Libya Timur untuk memastikan bahwa semua WNI aman selama proses penyelamatan dan pencarian berlangsung.***
Penulis: Anna Novita Rachim
Editor: Nurul Huda