Tuturpedia.com – Bek Arsenal, Jurrien Timber, menjadi salah satu pesepak bola profesional yang angkat suara soal jadwal tanding yang super padat tahun ini.
Tak hanya itu, Jurrien Timber juga mewanti-wanti bahaya dari padatnya jadwal main, yang turut meningkatkan risiko cedera serius pada pemain.
Topik soal jadwal pertandingan yang makin padat telah menjadi bahasan panas dalam beberapa bulan terakhir. Bahkan, bintang Manchester City, Rodri, pernah mengungkapkan kalau pesepak bola siap mogok main.
Bertambahnya jadwal pertandingan makin terasa oleh klub-klub yang tampil di Liga Champions, Liga Europa, dan Liga Konferensi UEFA. Pasalnya, ketiga ajang itu menerapkan perubahan pada skema kompetisi.
Tak hanya mengganti fase grup menjadi fase liga, jumlah pertandingannya ikut bertambah dari yang semula enam menjadi delapan.
Ditambah lagi, klub yang harus ikut play-off sebelum lolos ke fase gugur masih harus memainkan laga kandang dan tandang.
Belum lagi klub seperti Manchester City, Chelsea, dan Real Madrid yang akan tampil di Piala Dunia Antarklub 2025 musim panas tahun depan. Karena artinya, ada tujuh laga tambahan yang masih harus mereka lakoni sebelum persiapan musim baru dimulai.
Ketika ditanyai soal komentar Rodri perihal isu tersebut, Jurrien Timber sepenuhnya sepakat dengan pendapat sang gelandang.
“Saya sepenuhnya setuju dengan mereka,” tanggapnya, dikutip Tuturpedia.com dari Standard pada Selasa (1/10/2024).
“Ini adalah topik besar saat ini di ruang ganti. Tak hanya di City dan Liverpool, namun juga di ruang ganti kami,” imbuh bek 23 tahun itu.
Timber sendiri memang tidak bermain sepanjang musim 2023/24 kemarin karena cedera ACL. Namun justru karena itu ia ingin menikmati momen bertanding setelah ia pulih dan kembali ke lapangan.
Lebih lanjut lagi, ia menegaskan betapa berbahayanya membuat pemain bertanding dalam jadwal sibuk nan padat sepanjang musim.
“Sejujurnya saya rasa ini adalah hal yang berbahaya. Pekan lalu kami melawan City dan saya rasa mereka bermain lagi dua hari kemudian. Keterlaluan. Saya paham mengapa para pemain mengeluh,” jelasnya.
Pada sesi wawancara yang sama, pelatih Mikel Arteta juga menilai bahwa suara para pesepak bola sudah harus didengarkan.
“Saya pikir mereka angkat bicara dan saya pikir kita harus mendengar mereka,” tegas Arteta, yang turut diamini Timber.***
Penulis: K Safira
Editor: Annisaa Rahmah















