Tuturpedia.com – Presiden Joko Widodo meresmikan Kampung Nelayan Modern (Kalamo) di Desa Samber-Binyeri, Kabupaten Biak Numfor, Provinsi Papua, Kamis (23/11/2023).
Turut hadir mendampingi Presiden Jokowi, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono.
Jokowi meminta supaya para nelayan terus diberikan pendampingan secara berkesinambungan agar usahanya dapat masuk rantai pasok nasional dan global.
“Pembangunan itu mudah. Yang sulit itu merawat dan memeliharanya. Karena itu pengelolaan harus utuh karena fasilitas sudah dibangun komplit di sini sesuai kebutuhan nelayan,” terang Presiden Jokowi, dilansir dari kkp.go.id, pada Kamis (23/11/2023).
Diketahui Kalamo Desa Samber-Binyeri dipilih menjadi lokasi percontohan karena lokasinya yang strategis, yakni berada di pesisir WPPNRI 717 yang berbatasan dengan Laut Pasifik. Oleh karena itu, desa ini menjadi penghasil tuna yang sangat potensial.
Program Kalamo sebagai bentuk upaya pemerintah untuk mengubah wajah kampung nelayan tradisional menjadi modern, yang dilengkapi berbagai fasilitas pengusahaan perikanan modern.
Harapannya, dengan adanya program ini dapat meningkatkan produktivitas, kompetensi masyarakat, dan pertumbuhan ekonomi.
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menerangkan jika Desa Samber-Binyeri memenuhi syarat untuk ditetapkan sebagai lokasi Kalamo. Pasalnya, lebih dari 80% masyarakat Desa Samber-Binyeri berprofesi sebagai nelayan.
Selain itu, desa tersebut berpotensi untuk ditingkatkan produktivitasnya, pendapatan perikanan perkapita mencukupi kebutuhan primer, dan terdapat embrio pola manajemen usaha.
Pada program Kalamo ini, KKP membangun sejumlah infrastruktur dan fasilitas usaha, membangun koperasi produsen perikanan, memberikan bantuan sarana dan prasarana penangkapan ikan, serta memberikan pelatihan dan pendampingan usaha melalui social engineering supaya seluruh yang dibangun bisa dimanfaatkan secara maksimal dan berkelanjutan.
Fasilitas utama yang dibangun oleh KKP antara lain dermaga tambatan kapal, sentra kuliner, pabrik es, cold storage, shelter pendaratan ikan, bengkel nelayan, kios perbekalan, dan dockyard.
Sementara, fasilitas pendukungnya adalah instalasi air bersih, balai pelatihan, drainase, instalasi pengelolaan air limbah, penerangan jalan, dan kantor pengelola.
Demi menambah estetika kampung pesisir tersebut, KKP juga memperbaiki jalanan, membangun gapura, membangun talud dan gardu pandang.
Bahkan, ada pula stasiun pengisian bahan bakar minyak yang pembangunannya direkomendasikan oleh KKP dan diintegrasikan dengan kampung nelayan modern.
“Program kampung nelayan modern ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup dan usaha yang mandiri dan berkelanjutan untuk mewujudkan masyarakat nelayan yang sejahtera. Ini juga bagian dari implementasi visi Bapak Presiden dalam mengentaskan kemiskinan khususnya kampung nelayan yang juga sebagai bagian dari pembangunan negara maritim,” terang Menteri Trenggono.
Menteri Trenggono juga mengungkapkan bahwa pembangunan Kampung Nelayan Modern Desa Samber-Binyeri ini menggunakan anggaran Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan mensinergikan seluruh unit kerja eselon I.
“Yang harapan kami ke depan, (pembangunannya) dapat diperluas dengan melibatkan seluruh kementerian terkait seperti Kemen PUPR, Kemendagri, Kemendes PDTT, Kemen BUMN, Kemensos dan Kemenkop UKM. Sehingga pembangunan kesejahteraan masyarakat pesisir (kampung nelayan) dapat dilaksanakan secara luas,” ucapnya berharap.
Diketahui pada waktu yang sama juga diserahkan bantuan berupa 15 unit kapal perikanan ukuran 3 GT, mesin kapal 20 unit, alat penangkapan ikan 279 paket, 150 paket sembako, bantuan langsung tunai, serta berbagai pendampingan dan pelatihan peningkatan kapasitas dan produktivitas usaha nelayan dan keluarganya.
Penulis: Ixora F
Editor: Nurul Huda