Blora, Tuturpedia.com —Sejak resmi memegang tongkat kepemimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Blora, Jawa Tengah periode 2024-2029, sosok Mustopa telah mencuri perhatian publik. Bukan karena manuver politik yang spektakuler, melainkan karena konsistensi dan komitmennya yang tak tergoyahkan untuk selalu berada di tengah-tengah masyarakat.
Mustopa kini mulai dijuluki sebagai “Ketua Rakyat” oleh sejumlah kalangan. Julukan ini muncul dari pola kerjanya yang dinilai sangat merakyat. Berbeda dari citra pejabat legislatif yang kerap sulit ditemui, Mustopa dikenal dengan satu prinsip: selalu ada untuk masyarakat dan hadir di setiap agenda audiensi.
Kehadiran Fisik, Representasi Hati Nurani dan Kunci Kepercayaan Publik
Di bawah kepemimpinannya, suasana di Gedung DPRD Blora disebut-sebut mengalami perubahan signifikan. Pintu Dewan terasa lebih terbuka. Setiap kali ada kelompok masyarakat, mulai dari petani, pedagang pasar, aktivis, hingga perwakilan organisasi yang datang untuk menyampaikan aspirasi atau keluhan, Ketua DPRD Mustopa hampir pasti hadir.
“Kehadiran beliau di setiap audiensi bukan hanya formalitas. Beliau duduk, mendengarkan secara aktif, bahkan ikut berdiskusi mencari solusi,” ujar Doni, salah satu tokoh pemuda Blora kota. Jumat, (24/10/2025).
Doni, yang baru-baru ini berkesempatan bertemu langsung, menambahkan bahwa hal ini memberi kesan bahwa keluhan dari masyarakat benar-benar didengar oleh pucuk pimpinan, bukan hanya oleh staf.
Sikap responsif ini dianggap sebagai kunci untuk menumbuhkan kembali kepercayaan publik terhadap lembaga legislatif. Dalam banyak kasus, audiensi kerap berakhir tanpa kejelasan. Namun, kehadiran Mustopa, lanjutnya kembali, memastikan setiap masalah mendapat perhatian serius dan tindak lanjut yang terukur.
“Ini bukan sekadar janji, tapi bukti. Sikap ‘anti-mangkir’ Pak Mustopa saat audiensi adalah sinyal kuat bahwa DPRD Blora sekarang benar-benar bertransformasi menjadi representasi hati nurani rakyat, bukan hanya menara gading kekuasaan.” ungkapnya.
Pihaknya pun juga berharap etos kerja ini akan menjadi standar baru bagi seluruh anggota dewan.
“Kami butuh pemimpin seperti ini. Yang mau mengosongkan jadwalnya untuk kami, rakyat kecil. Beliau adalah ‘pemutus mata rantai birokrasi’ yang panjang. Kalau pemimpinnya langsung turun tangan, kami yakin masalah lebih cepat selesai,” jelasnya.
Standar Baru Bagi Etika Berpolitik
Pengamat politik lokal, Yunia menilai fenomena Mustopa ini sebagai standar baru yang harus ditiru oleh politisi lain.
“Mustopa sedang melakukan apa yang disebut sebagai ‘restorasi kepercayaan’. Kehadiran fisik seorang pemimpin puncak dalam proses mendengarkan keluhan rakyat adalah bentuk komunikasi politik paling efektif. Ini menunjukkan kerendahan hati dan keseriusan dalam mengemban amanah,” bebernya.
Dirinya menambahkan, bahwasanya di tengah skeptisisme publik terhadap politik, Mustopa telah membuktikan bahwa Janji DPR Terbuka benar-benar bisa diwujudkan.
“Dengan konsistensi ini, masyarakat berharap Mustopa tidak hanya menjadi pendengar yang baik, tetapi juga mampu menterjemahkan aspirasi yang didengarnya menjadi kebijakan-kebijakan daerah yang betul-betul pro-rakyat, menjadikan DPRD Blora sebagai lembaga yang benar-benar mewakili hati nurani masyarakat,” tutupnya.
