Tuturpedia.com – Jemaah tarekat Naqsyabandiyah di Kota Padang, Sumatra Barat mulai melaksanakan puasa Ramadan hari ini, Sabtu (9/3/2024).
Dikutip Tuturpedia.com, Sabtu (9/3/2024), jemaah tarekat Naqsyabandiyah mulai melakukan salat Tarawih pada Jumat (8/3/2024) malam di Surau Baru, Kecamatan Pauh, Kota Padang.
Jemaah tarekat Naqsyabandiyah kemudian memenuhi Surau Baru, Kecamatan Pauh, Kota Padang untuk melaksanakan ibadah salat Tarawih.
Surau Baru merupakan basis dari tarekat Naqsabandiyah di Kota Padang. Surau ini termasuk tertua tarekat Naqsabandiyah yang didirikan oleh Syekh Muhammad Thaib pada tahun 1910.
Pelaksanaan ibadah salat Tarawih sendiri tak berbeda dengan pelaksanaan salat Tarawih pada umumnya. Salat Tarawih tetap dilaksanakan dengan 23 rakaat dan 12 kali salam.
Dengan mulai dilaksanakannya salat Tarawih, ini berarti jemaah Naqsyabandiyah mulai menjalankan ibadah puasa Ramadan 2024/1445 Hijriah pada hari ini, Sabtu (9/3/2024).
Pelaksanaan puasa Ramadan tersebut dilakukan serentak oleh seluruh jemaah tarekat Naqsyabandiyah di berbagai wilayah di Sumatra Barat, seperti Kota Solok, Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Pasaman, dan Kabupaten Tanah Datar.
Zahar selaku Imam masjid memberikan penjelasan soal pelaksanaan salat Tarawih dan puasa Ramadan jemaah Tarekat Naqsabandiyah yang jatuh pada hari Sabtu (9/3/2024).
“Kami mulai puasa hari Sabtu mendatang. Artinya, Jumat kami sudah salat Tarawih. Penentuan puasa kami ini didapatkan usai ketua rajab bersama tokoh tarekat Naqsabandiyah berkumpul bersama sejak dua bulan lalu di Surau Baru membahas kapan puasa dan lebaran sehingga didapatkan puasa kami hari Sabtu mendatang,” ujar Zahar di Surau Baru.
Zahar juga menerangkan alasan penentuan Ramadan dilaksanakan jauh lebih cepat dibandingkan yang lainnya. Hal tersebut dikarenakan tarekat Naqsyabandiyah menetapkan awal puasa melalui metode hisab, rukyat, dalil, ijmak, dan qiyas.
Sementara itu, untuk pelaksanaan puasa, Zahar mengatakan puasa tahun ini berjumlah 30 hari.
“Selain awal puasa kami hari Sabtu, metode perhitungan hisab, rukyat, dalil, ijmak, dan qiyas juga menentukan berapa lama puasa kami. Jadi untuk tahun ini puasa kami sama dengan tahun sebelumnya, sebanyak 30 hari,” ungkapnya.***
Penulis: Niawati.
Editor: Annisaa Rahmah.