Tuturpedia.com – Meski usianya baru 16 tahun, Lamine Yamal sukses membuktikan dirinya tak bisa diremehkan selayaknya bocah ingusan.
Hal yang sama pun diwanti-wanti oleh bek Jerman, David Raum, jelang pertandingan Spanyol vs Jerman di perempat final EURO 2024.
Skill Yamal, ditambah dengan permainannya yang kreatif sekaligus kecepatannya menyisiri sisi kanan lapangan terbukti berkontribusi besar dalam rentetan kemenangan Spanyol hingga babak 16 besar melawan Georgia, Senin (1/7/2024) dini hari WIB.
Penampilan perdananya di EURO melawan Kroasia pada matchday 1 fase grup lalu juga membawanya jadi pemain termuda yang pernah tampil di kompetisi level Eropa ini.
“Ketika Anda lihat apa yang Yamal bawakan, usia tak jadi masalah,” tegas Raum saat ditemui reporter Senin (1/7/2024) kemarin.
“Dia bermain di skuad utama Barcelona dan timnas, jadi tak ada gunanya membahas dirinya sebagai seorang bocah,” lanjut bek 26 tahun itu.
“Kualitasnya brutal dan kami akan harus menemukan cara untuk bertahan darinya,” Raum kembali menambahkan.
Hanya saja, kabar buruk bagi Jerman karena Yamal bukanlah satu-satunya pemain yang harus mereka waspadai saat bertemu di perempat final hari Jumat, 5 Juli 2024.
Jika Yamal beroperasi di sektor sayap kanan lapangan, masih ada Nico Williams di sayap kiri yang tak kalah berbisa.
Tak hanya duo pemain muda masa depan Spanyol itu saja, seluruh skuad La Roja pun sama-sama membahayakan lawan mana pun yang mereka hadapi.
“Saya rasa mereka adalah dua pemain top (Yamal dan Williams), namun tak hanya mereka berdua. Seluruh tim Spanyol dipersiapkan dengan sangat baik. Mereka tidak pernah bisa diprediksi dan lawan harus menemukan cara untuk menghentikan seluruh tim Spanyol,” jelas Raum.
Tak pelak, pertemuan kedua negara di perempat final nanti jelas akan sangat menarik untuk dinantikan. Bahkan, bisa dibilang laga Spanyol vs Jerman nanti seperti final kepagian.
Jerman sendiri belum pernah mengalahkan Spanyol dalam 36 tahun terakhir. Kemenangan yang dirasakan Die Mannschaft atas La Roja terakhir kali dirasakan saat keduanya bertemu di EURO 1988.
Setelah itu, Jerman takluk dari Spanyol ketika beradu di final EURO 2008, semifinal Piala Dunia 2010, dan Liga Negara UEFA 2020. Saat keduanya bertemu di Piala Dunia 2022, Jerman hanya sanggup memaksakan hasil seri satu sama.
“Sebuah pujian jika pertandingan kami disebut sebagai final, melihat performa turnamen kami akhir-akhir ini. Namun kami melihat setiap pertandingan sebagai final dan itulah yang benar,” ujar Raum.
“Jika kami ingin memenangkan gelar, kami harus mengalahkan setiap orang, termasuk Spanyol,” tegas bek RB Leipzig itu.***
Penulis: K Safira.
Editor: Annisaa Rahmah.















