Semarang, Tuturpedia.com – Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Nana Sudjana menyampaikan persediaan pangan dan energi jelang Lebaran di wilayah Jawa Tengah dipastikan aman.
“Kami mengimbau masyarakat agar berbelanja sesuai kebutuhan dan tidak berlebihan. Stok pangan dan energi (BBM, LPG, dan listrik) tercukupi,” ucap Nana di pada Selasa, 2 April 2024.
Pemerintah Provindi (Pemprov) Jawa Tengah bersama Forkopimda dan beberapa instansi terkait terus bersinergi guna memastikan distribusi kebutuhan pokok seperti sembako, BBM, gas, dan listrik berjalan lancar.
“Kita akan siaga 24 jam untuk menjaga distribusi bahan pangan dan energi. Kami menjamin ketersediaan pangan sampai selesai Idulfitri,” ucap Nana.
Di sisi lain, Kepala Perum Bulog Regional Jateng-DIY Akhmad Kholisun mengatakan, pihaknya menyediakan stok dengan jumlah yang cukup.
Sebagai informasi, saat ini stok beras di gudang Bulog Jateng-DIY sekitar 25.591 ton, terdiri atas 19.588 ton beras di gudang wilayah Jawa Tengah dan 6.003 ton wilayah DI Yogyakarta.
“67.314 ton beras masih dalam perjalanan, jadi stok bisa mencapai 92.480 ton untuk Jateng-DIY. Penyalurannya 30 ribu ton per bulan, maka stok akan cukup sampai 3 bulan ke depan,” kata Kholisun.
Sementara itu, Executive General Manager (EGM) Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Tengah, Aji Anom Purwasakti juga turut menyampaikan bahwa stok BBM dan LPG juga dalam kondisi aman.
Walaupun stok BBM dan LPG selalu berubah setiap hari karena penyaluran dan suplai namun kondisi per Senin, 1 April 2024 terpantau aman.
Stok untuk LPG dilastikan aman hingga 4,7 hari (3.493 MT/hari), untuk BBM juga dapat dipastikan aman dengan rincian Pertalite 11,5 hari (18.582 KL/hari), Pertamax 30 hari (3.609 KL/hari), Pertamax Turbo 7,2 hari (67KL/hari), Solar 20,3 hari (4.978KL/hari), Pertamina Dex 29,9 hari (130KL/hari), dan Aftur 46,7 hari (262KL/hari).
“Kondisi aman dan berjalan lancar. Kami akan menjaga stok dalam kondisi aman,” katanya.
Lebih lanjut, laju inflasi di Jawa Tengah saat ini masih terkendali meskipun ada tren naik dari sebelumnya. Inflasi Jawa Tengah secara month to month (mom) 0,6% dan secara year on year (yoy) 3,4%. Angka tersebut masih dalam target aman yakni maksimal 3,5% atau 2,5% ±1%.
Sebelumnya, pada bulan Februari secara month to month dilaporkan inflasi ada pada angka 0,54% dan menjdi nomor satu di pulau Jawa. Untuk bulan Maret ini meningkat menjadi 0,6%, Jawa Tengah dan menjadi nomor tiga se-Jawa.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jawa Tengah, Rahmat Dwisaputra.
“Paling tinggi Jabar, kedua Banten, ketiga Jateng. Penurunan (peringkat) ini setelah kegiatan GPM yang kita lakukan bersama antara provinsi dan kabupaten/kota dan BI se-Jateng mampu menahan laju inflasi,” ujar Rahmat.
Peningkatan inflasi terjadi di tiga daerah, yaitu Rembang, Wonosobo, dan Wonogiri. Harapannya ke depan Gerakan Pangan Murah (GPM) bisa dikonsentrasikan di tiga daerah itu.
“Inflasi tahun ini insyaallah bisa kita kendalikan. Penyumbangnya adalah daging ayam ras, telur ayam ras, dan beras,” tutupnya.***
Kontributor Kota Semarang: Rizal Akbar.
Editor: Annisaa Rahmah.