banner 728x250
Sports  

Jelang Laga Perdana di EURO 2024, Mbappe Buka Suara Soal Politik Prancis

TUTURPEDIA - Jelang Laga Perdana di EURO 2024, Mbappe Buka Suara Soal Politik Prancis
Kylian Mbappe turut bersuara soal politik di Prancis. Foto: X.com/equipedefrance
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.com – Kylian Mbappe memberikan dukungan atas pernyataan rekan setimnya di timnas Prancis, Marcus Thuram, soal tindakan untuk melawan gerakan ekstrem sayap kanan.

Pernyataan tersebut dibuat Mbappe pada Minggu (16/6) dalam sesi konferensi pers jelang pertandingan perdana Prancis di EURO 2024 melawan Austria, yang akan dilangsungkan Selasa (18/6) dini hari waktu Indonesia.

Mbappe meminta masyarakat Prancis untuk menggunakan suara mereka melawan para ekstremis yang tergabung dalam Rassemblement National, seperti yang dilansir Tuturpedia.com dari ESPN pada Senin (17/6/2024). .

Sehari sebelum pernyataan Mbappe rilis, Thuram telah lebih dulu menunjukkan kekhawatirannya soal kebangkitan Rassemblement National jelang pemilu yang akan digelar akhir Juni nanti.

“Saya berbagi nilai yang sama dengan Marcus (Thuram),” ujar Mbappe dalam konferensi pers.

“Tentu saja saya mendukungnya. Buat saya, dia belum melewati batas. Ini adalah kebebasan berbicara, dan saya ada di pihaknya,” imbuh kapten Les Bleus itu.

“Kami (timnas Prancis) adalah warga negara (Prancis), kami tidak bisa diputus dari dunia di sekitar kami. Kami tahu bahwa kami ada dalam situasi penting bagi negara kami, situasi yang tak pernah terjadi sebelumnya. Saya ingin menyampaikan kepada orang-orang Prancis: para ekstremis ada di gerbang kekuasaan, kita punya peluang untuk memilih masa depan negara kita,” lanjut penyerang berusia 25 tahun itu.

Lebih jauh lagi, Mbappe juga mendorong seluruh warga Prancis yang masih muda untuk menggunakan hak suara mereka agar “memahami seberapa penting situasinya.”

“Saya harap suara saya terdengar sejauh mungkin. Saya harap kami masih bangga mengenakan jersey ini pada 7 Juli nanti,” tegas Mbappe.

Tanggal 7 Juli nanti merupakan putaran kedua sekaligus putaran akhir pemilu legislatif di Prancis, yang tak disangka diminta oleh presiden saat ini, Emmanuel Macron.

Keputusan Macron meminta pelaksanaan pemilu legislatif putaran kedua dikarenakan jumlah suara yang diterima Rassemblement National pada akhir pekan lalu, yang mencapai angka 31,4%.

Pelatih Prancis, Didier Deschamps, menyatakan bahwa ia tidak keberatan jika para pemainnya membahas isu politik.

“Setiap orang punya opini mereka masing-masing,” tegas Deschamps.

“Mereka (pemain) adalah pesepakbola, namun mereka juga warga negara yang tidak ada di luar situasi yang ada di Prancis,” imbuhnya.

Pernyataan Deschamps senada dengan rilis yang dipublikasikan federasi sepak bola Prancis pada Sabtu (15/6) menyusul pernyataan Marcus Thuram.

Dalam rilisnya, federasi sepak bola Prancis membebaskan para pemain untuk menunjukkan opininya, namun pihak federasi sendiri harus tetap bersikap netral.***

Penulis: K Safira

Editor: Nurul Huda