Tuturpedia.com – Jelang final Carabao Cup melawan Liverpool, pelatih Chelsea, Mauricio Pochettino, meminta ofisial pertandingan untuk bertindak adil dan tidak terbawa perasaan.
Peringatan itu disampaikan Pochettino mengingat bahwa musim ini resmi jadi musim terakhir Jurgen Klopp melatih Liverpool.
Bulan lalu, Klopp telah menyampaikan keputusannya untuk meninggalkan Anfield begitu musim ini berakhir.
Final Carabao Cup yang digelar Minggu (25/2) nanti akan jadi kesempatan Klopp untuk menghadiahkan pemain dan Liverpool setidaknya satu trofi juara.
Selain itu, alasan di balik peringatan sang pelatih berkaitan pula dengan beberapa keputusan yang ia nilai kontroversial ketika Chelsea dibabat Liverpool 4-1 di Anfield pada 31 Januari silam.
Salah satunya adalah penalti yang ia anggap seharusnya diberikan kepada Chelsea ketika Conor Gallagher ditekel Virgil van Dijk, yang ditolak wasit.
Selain itu, Van Dijk juga lolos dari teguran saat melakukan pelanggaran kepada Christopher Nkunku di kotak penalti pada babak kedua.
Komentar tersebut mencuat setelah Pochettino mendapatkan pertanyaan dari wartawan perihal apakah Liverpool justru mendapatkan tekanan lebih besar seiring dengan makin dekatnya akhir masa kerja Klopp.
“Bukan tekanan buatnya (Klopp). Mungkin tekanan untuk orang-orang yang ingin merayakan bersama Liverpool,” jawab Pochettino.
“Ketika kami bertanding di Anfield, saya rasa terlalu banyak keputusan, tak ada satu keputusan kunci bagi kami. Dua penalti tidak diberikan (untuk Chelsea). Duel, 50-50, selalu untuk warna yang lain. Selalu merah,” lanjutnya.
“Saya ingin diperlakukan dengan cara yang adil,” imbuh pelatih asal Argentina itu.
Pochettino mengakui bahwa Klopp merupakan salah satu pelatih terbaik di dunia, dan ia juga menyebut bahwa ia jadi orang pertama yang mengatakan bahwa Liverpool luar biasa.
“Namun setelah pengalaman terakhir saya bertanding di sana (Anfield), apa yang saya inginkan di Wembley adalah berangkat dan tidak merasakan tekanan. Bertanding dalam level yang sama dan tim terbaik akan menang. Tapi bukan untuk merasakan tekanan dari orang-orang di sekitar,” jelas Pochettino lebih jauh.
Lantas, apakah motivasi Chelsea berangkat ke Wembley adalah untuk mengacaukan rencana Liverpool “berpesta”?
“Tidak, kami ingin menang karena Chelsea,” jawab Pochettino lugas.***
Penulis: K Safira
Editor: Nurul Huda