Jateng, Tuturpedia.com – Kepemimpinan Bupati Arief Rohman selama kurang lebih 3,5 tahun ini banyak meninggalkan jejak perubahan bagi Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Selain infrastruktur dan lain sebagainya, salah satunya ada pada bidang pendidikan.
Contoh nyata di bidang pendidikan tersebut yaitu adanya program Sekolah Sisan Ngaji (SSN). Program ini diluncurkan pada Rabu (20/3/2024), yang kemudian mendapatkan apresiasi positif dari para orang tua wali murid.
“Alhamdulillah dengan adanya Sekolah Sisan Ngaji (SSN) kami sangat mendukung, karena membawa perubahan hal positif dan merubah anak-anak, khususnya akhlak. Karena di zaman modern seperti ini SSN sangat penting untuk anak,” ucap Hidayat, salah satu wali murid sekolah di Blora.
Terlepas dari itu, Bupati Arief Rohman menyampaikan bahwa melalui SSN, diharapkan dapat menciptakan generasi penerus yang berkarakter, sekaligus menjadi investasi sumber daya manusia di masa depan.
“Pada Kurikulum Merdeka, selain menguatkan pemahaman mengenai materi, juga mengusung penguatan karakter. Karakter pertama yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berbudi mulia. Karakter ini menjadi fokus penguatan akhlak pada siswa di Kabupaten Blora,” ungkapnya.

Foto: Dok. Lilik Yuliantoro
Pihaknya juga menuturkan, pemahaman anak tentang akhlak tentu harus dikawal bersama-sama. Muatan keagamaan yang selama ini masih kurang jam pelajarannya di sekolah, akan ditambahkan melalui program Sekolah Sisan Ngaji.
“Agar dari sisi akhlak, anak-anak bisa kita jaga. Fenomena yang ada, seperti kita tahu, kenakalan remaja dan sebagainya ini, menjadi ancaman untuk anak-anak,” terangnya.
Di sisi lain, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Blora, Sunaryo menyebutkan, pembentukan program SSN dilatarbelakangi tiga hal. Pertama, kebutuhan akan tambahan ilmu agama. Kedua, keberadaan media sosial yang berdampak pada perilaku anak, dan ketiga sebagai penguatan profil pelajar Pancasila.
“Sehingga memerlukan benteng keagamaan yang lebih kuat. Ketiga, penguatan profil pelajar Pancasila yang menuntut terwujudnya pelajar yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, serta berakhlak mulia,” bebernya.
Tak hanya itu, pihaknya juga telah menempuh beberapa langkah, di antaranya studi tiru ke Blitar Jawa Timur, rapat lintas agama, serta melakukan FGD dengan stakeholder terkait seperti PCNU, PD Muhammadiyah, TP2D, Dewan Pendidikan, Badko TPQ, Forum Komunikasi Madrasah Diniyah Takmiliyah, Dewan Gereja, K3S, MKKS, IGTKI, Himpaudi, dan lainnya.
“Kurikulum dalam Sekolah Sisan Ngaji menyinergikan antara Kurikulum Nasional (Kurikulum Merdeka), nilai-nilai religiusitas, dan nilai-nilai kearifan lokal. Tidak hanya nilai-nilai keislaman, tapi juga Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, bahkan penghayat kepercayaan,” jelasnya.
Terkait pembiayaan program SSN ini, dibiayai dengan Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), serta sumbangan lain yang tidak mengikat.
Adapun implementasi SSN dilaksanakan secara serentak mulai tahun pelajaran 2024/2025, dengan mempertimbangkan karakteristik peserta didik di masing-masing jenjang sekolah sebagai berikut.
- PAUD, pembelajaran intrakurikuler dan pembiasaan.
- SD, pembelajaran intrakurikuler, khususnya dalam jam muatan lokal sekolah.
- SMP, pembelajaran ekstrakurikuler.
Sedangkan guru dalam program SSN akan memanfaatkan guru agama pada satuan pendidikan yang bersangkutan serta menyinergikan dengan lembaga-lembaga keagamaan seperti Madin, TPQ, Sekolah Minggu, dan lainnya.***
Kontributor Jawa Tengah: Lilik Yuliantoro
Editor: Annisaa Rahmah