Ungaran, Tuturpedia.com — Jawa Tengah sedang bersiap naik kelas di sektor pertanian. Tak lagi sekadar penghasil komoditas, provinsi ini kini diarahkan menjadi pusat benih tanaman unggulan nasional. Langkah besar itu diumumkan langsung oleh Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, dalam rapat koordinasi pertanian dan ketahanan pangan yang digelar di Tarubudaya, Ungaran, Kamis (18/9/2025).
“Kita ingin Jawa Tengah jadi sentral benih nasional. Bukan cuma karena kita bisa, tapi karena kita punya modal yang kuat untuk itu,” tegas Luthfi di hadapan para pemangku kepentingan sektor pertanian.
Langkah ini tak main-main. Pemerintah Provinsi Jateng telah memetakan sejumlah strategi kunci—mulai dari identifikasi komoditas unggulan, penguatan tata kelola dan distribusi benih, hingga optimalisasi 75 balai pertanian dan perkebunan yang tersebar di berbagai daerah.
Dari Balai ke Pasar: Benih Jateng Siap Bersaing Nasional
Gubernur Luthfi menyebut, 75 balai yang ada di bawah Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) akan jadi tulang punggung dalam pengembangan bibit unggul. Masing-masing balai akan difokuskan pada pengembangan komoditas tertentu—sesuai potensi wilayah dan kebutuhan pasar.
“Ada kelapa, kakao, kedelai, padi, ketela, dan masih banyak lagi. Semua punya potensi besar, tinggal bagaimana kita mengelolanya secara maksimal,” jelasnya.
Langkah ini juga jadi bagian dari komitmen Jateng dalam mendukung program nasional swasembada pangan. Dengan menjadi pusat penghasil benih berkualitas, Jateng tak hanya memperkuat ketahanan pangan sendiri, tapi juga menopang kebutuhan daerah lain.
Tanah Subur, Potensi Luar Biasa
Kepala Distanbun Provinsi Jawa Tengah, Defransisco Dasilva Tavares, menyambut penuh antusias arahan Gubernur. Menurutnya, iklim, geografis, dan karakter tanah di Jawa Tengah menjadi modal alami yang sangat mendukung pengembangan benih unggulan.
“Hampir semua komoditas bisa tumbuh baik di sini. Dari padi sampai sorgum, dari kelapa sampai tembakau. Tinggal kita kembangkan secara serius,” ujarnya.
Beberapa komoditas yang dinilai punya nilai ekonomi tinggi antara lain padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, dan sorgum. Selain itu, ada juga kelapa, tebu, kopi, dan tembakau, yang selama ini telah menjadi andalan di berbagai daerah di Jawa Tengah.
Khusus untuk kelapa, permintaannya bahkan terus meningkat, terutama dari pasar ekspor. Ini membuka peluang besar bagi Jateng untuk menjadi penyuplai utama benih kelapa berkualitas ke seluruh Indonesia, bahkan dunia.
Menuju Kemandirian Benih Nasional
Langkah ini dinilai strategis, mengingat selama ini Indonesia masih cukup tergantung pada pasokan benih dari luar daerah, bahkan luar negeri, untuk beberapa komoditas. Dengan kesiapan infrastruktur, SDM, dan dukungan iklim yang dimiliki Jateng, peluang menjadi pionir dalam swasembada benih nasional kian terbuka lebar.
“Kita tidak lagi hanya bicara produksi, tapi juga bicara kualitas. Jika benihnya unggul, hasil panennya juga akan ikut meningkat. Ini soal keberlanjutan,” tambah Tavares.
Dengan arah kebijakan ini, Jawa Tengah tak hanya memperkuat posisinya sebagai lumbung pangan, tapi juga sebagai sumber awal dari ketahanan pangan nasional: benih unggul yang lahir dari tanah subur dan tangan-tangan petani terbaik.***
Penulis: Rizal Akbar || Editor: Permadani T.















