banner 728x250

Jambore Petani Cilik: Siswa Semarang Kreasi Menu dari Hasil Urban Farming

Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti hadiri Jambore Petani Cilik. Foto: Dok. Pemkot Semarang
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti hadiri Jambore Petani Cilik. Foto: Dok. Pemkot Semarang
banner 120x600
banner 468x60

Semarang, Tuturpedia.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang melalui Dinas Pertanian telah mengadakan Jambore Petani Cilik dan Remaja Tani di Agro Purwosari, Kecamatan Mijen, Kota Semarang, Jawa Tengah, pada Minggu (11/8/2024) lalu.

Kegiatan yang dilakukan dalam jambore tersebut di antaranya pemilihan duta cilik dan remaja tani, fun painting, hasil urban farming, fun cooking, teknologi tepat guna, dan lain-lain yang dikemas dengan konsep perkemahan.

Plt. Kepala Dinas Pertanian Kota Semarang, Hernowo Budi Luhur menuturkan, banyak kegiatan yang menyeratai dalam kegiatan Jambore Petani Cilik dan Remaja Tani.

“Memang yang utama, tujuannya adalah memperkenalkan anak-anak dengan kegiatan pertanian secara menyenangkan. Sehingga yang kami lakukan bukan membuat lomba tetapi menggunakan kata gelar untuk menciptakan suasana riang gembira,” ucap Hernowo.

Konsep gelar urban farming dan fun cooking tersebut mengajak anak-anak untuk memasak makanan yang mereka dapatkan dari kegiatan urban farming di sekolahnya.

“Jadi anak-anak di sekolah kan punya hasil urban farming. Punya tanaman hidroponik, ada yang beternak ayam KUB, ada yang beternak kelinci, lele, bahkan nila. Sesuai dengan potensi sekolah masing-masing,” terangnya.

Melalui hasil urban farming di sekolah, kemudian dibuat resep kreasi oleh anak-anak untuk dimasak dan disajikan kepada siswa yang lain.

“Ternyata anak-anak kita ini luar biasa, banyak sekali menu-menu yang luar biasa dan diciptakan anak-anak dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki dan dengan bahan-bahan dasar yang mereka miliki juga,” ungkapnya.

Bahkan menu yang disajikan pun unik meski hanya dengan bahan sederhana.

“Bahan sederhana itu bisa diolah jadi makanan macam-macam. Ada nugget lele, cincau daun mangga. Ada makanan kekinian, seperti cordon bleu, ada dadar sayur atau omlet tomat. Ini menarik meski sederhana dan terpenting bahan yang didapatkan dari hasil urban farming. Mereka mengkreasikan menu yang selama ini tidak terpikirkan,” tuturnya.

Baginya, ini menginspirasi banyak orang untuk mengelola potensi di sekitar supaya tercipta rantai distribusi pangan bagi masyarakat.

“Yang paling utama, mereka mendapatkan makanan sehat, karena tanaman dan hewan yang mereka punya dan rawat itu berasal dari bahan bahan sehat,” sambungnya.***

Kontributor Kota Semarang: Alan Henry Pambuko

Editor: Annisaa Rahmah