Semarang, Tuturpedia.com – Film The Architecture of Love yang merupakan adopsi novel karya Ika Natassa dan digarap oleh sutradara Teddy Soeriaatmadja, bakal tayang serentak di bioskop Tanah Air pada 30 April 2024.
Film The Architecture of Love bergenre romansa ini dibintangi oleh dua aktor dan aktris papan atas Indonesia, yakni Nicholas Saputra dan Putri Marino.
Nicholas Saputra mengatakan, pada film The Architecture of Love ini syuting dilakukan selama 21 hari di New York AS dan 10 hari di Indonesia.
Dia mengaku, selama proses reading script The Architecture of Love justru belum pernah membaca novel tersebut.
Menurutnya, pendekatan pemeran memiliki cara masing-masing, apalagi film ini diadopsi dari sebuah novel, sehingga memiliki kesulitan tersendiri.
“Saya menunda baca novel ini, ini cara agar saya punya kebebasan, sehingga saya punya keleluasan mengekplorasi karakter dan mengekspresikannya,” katanya saat jumpa media di Hotel Room Inc Semarang, Sabtu (27/4/2024).
Di sisi lain Nicholas menyebut, dirinya terbantu karena memiliki latar belakang arsitektur, seperti memahami dan menjelaskan tentang sejarah gedung-geudung yang diceritakan dalam film yang dibintanginya.
“Kebetulan saya punya latarbelakang pendidikan arsitektur, disuruh menjelaskan sejarah bangunan, sehingga ini sangat membantu mengeksekusi adegan itu. Termasuk gedung di new York,” ucapnya.
Lebih lanjut, dirinya mengaku ada kesulitan karena padatnya saat syuting berlangsung di Kota New York, ditambah cuaca yang dingin menusuk tulang para kru dan pemain film.
“Saat syuting di Mercusuar dan disana dekat laut, angin kencang ditambah cuaca benar-benar dingin, Putri sangat kedinginan di sana,” akunya.
Berbeda dengan Nicholas, Putri Putri Marino mengaku sudah membaca novel yang dibintanginnya tersebut.
“Saya sudah baca novel, dan tapi tetap fokus di skrip, beban awalnya takut tidak sesuai ekspektasi karena pembaca punya imajinasi saat baca dengan film,” ujarnya.
Paham akan ekspektasi para pembaca versi novel, Nicholas Saputra dan Putri Marino guna mendalami karakter keduanya mendekatkan diri.
“Pendalaman karakter kita juga diskusikan, mendekatkan diri satu sama lain. Lebih banyak berdiskusi sih,” tambah Nicholas dan Putri Marino.***
Kontributor Kota Semarang: Alan Henry Pambuko
Editor: Nurul Huda