Tuturpedia.com – Striker Uruguay, Luis Suarez, berhasil membawa pulang penghargaan Golden Ball alias pemain terbaik musim ini di kompetisi Serie A Brasil pada Kamis (7/12).
Mantan bintang Barcelona, Liverpool, dan Ajax tersebut mencetak 17 gol di musim ini bagi Gremio, klubnya sekarang.
Sementara itu, pemain Atletico Mineiro, Paulinho, menjadi pencetak gol terbanyak musim ini dengan total 20 gol.
Serie A Brasil musim ini berakhir pada Rabu (6/12), yang dibarengi dengan penyerahan trofi juara kepada sang juara bertahan, Palmeiras.
Tak hanya itu saja, ada kabar buruk datang dari Santos FC pada akhir musim ini. Pasalnya, klub yang melahirkan Pele sang legenda tersebut harus terdegradasi untuk pertama kali sepanjang sejarahnya selama 116 tahun.
Pada pertandingan terakhirnya musim ini, Suarez mencetak 2 gol yang memastikan kemenangan Gremio atas Fluminense dengan skor akhir 3-2.
Gremio sendiri mengakhiri musim ini di posisi runner-up dengan perolehan 68 poin, atau hanya beda 2 poin dengan Palmeiras.
Sebelumnya, Suarez telah sering mengutarakan kekhawatiran apabila ia tidak bisa bermain hingga akhir musim ini.
Kekhawatiran tersebut dipicu oleh rasa sakit parah yang ia alami pada lututnya.
Terlepas dari itu, para jurnalis tetap memberikan suara bagi pemain berusia 37 tahun tersebut sehingga ia bisa meraih trofi Golden Ball. Pada malam penyerahan trofi, Suarez tak mampu menyembunyikan rasa harunya.
“Usia saya 37 tahun sekarang, inilah tahun di mana saya paling banyak bermain dalam karier saja. Ini juga tahun di mana saya paling sering berjauhan dengan keluarga saya. Penghargaan ini milik mereka,” ujar Suarez setelah menerima trofi Golden Ball award dari Diego Lugano, mantan rekan setimnya di timnas Uruguay.
Hanya saja, Suarez menolak membuka suara ketika mendapatkan pertanyaan soal masa depannya.
Hanya saja, sumber yang diperoleh Tuturpedia.com dari ESPN menyebutkan bahwa ia telah menyepakati kepindahan ke Inter Miami.
Artinya, musim ini merupakan musim terakhir Suarez bermain untuk Gremio.
Meski demikian, pemain Uruguay tersebut berkata bahwa ia akan terus mengingat para penggemar Gremio serta klub-klub lain di Serie A Brasil yang menghormatinya sebagai lawan.
“Sulit melihat penggemar lawan bertepuk tangan ketika Anda bermain, dan hal tersebut terjadi pada saya di beberapa tempat. Ini semua tentang pikiran sang pemain, tak peduli berapa usianya. Bisa jadi Endrick di usia 17, Hulk, Suarez. Mindset dan komitmennya harus ada untuk bermain dan melakukan yang Anda suka,” ungkapnya.***
Penulis: K Safira
Editor: Nurul Huda