Indeks

Jadi Gempa Jepang Terkuat, Ini Deretan Gempa Bumi di Jepang dalam 30 Tahun Terakhir

Inilah deretan gempa Jepang dalam 30 tahun terakhir. Foto: unsplash.com/fromsarahtophotography
Inilah deretan gempa Jepang dalam 30 tahun terakhir. Foto: unsplash.com/fromsarahtophotography

Tuturpedia.comGempa Jepang yang terjadi pada (1/1/2024) telah menewaskan 48 orang hingga saat ini.

Gempa Jepang berkekuatan 7,6 skala Richter (SR) ini menjadi gempa bumi paling mematikan di Jepang setelah tahun 2016 terjadi gempa 7,3 SR di Kumamoto dengan 220 orang tewas.

Selain menelan korban, gempa Jepang menciptakan kehancuran di sejumlah jalan, aliran listrik terputus di puluhan ribu rumah, hingga gedung-gedung roboh mencapai daerah terpencil.

Warga di daerah pesisir pantai pun mengungsi ke tempat yang lebih tinggi saat gelombang tsunami menerpa Pesisir Barat Jepang.

Seperti yang telah Tuturpedia informasikan sebelumnya, peringatan tsunami di Jepang telah dicabut pada (2/1/2024).

Dilansir Tuturpedia dari Reuters, sebanyak 3.000 personel tim penyelamat telah dikerahkan untuk menangani gempa di Semenanjung Noto, Prefektur Ishikawa.

Layanan kereta api dan penerbangan pun sudah dibatalkan, ada lebih dari 500 orang terdampar di Bandara Noto, sementara jalanan telah ditutup karena landasan pacu mengalami keretakan.

Lebih dari 5.000 penduduk di Kota Suzu ikut terkena dampak, dilaporkan hingga 1.000 rumah mengalami kehancuran.

“Situasinya sangat buruk,” ucap Wali Kota Suzu, Masuhiro Izumiya.

Gempa Jepang Terkuat yang Belum Terjadi Sebelumnya

Menyambung dengan pernyataan di atas, gempa Jepang yang terjadi di pembuka awal tahun 2024 ini menjadi gempa yang begitu kuat dan belum terjadi sebelumnya.

“Saya tidak pernah mengalami gempa sekuat ini,” ujar Shoichi Kobayashi (71), salah satu warga Wajima, Prefektur Ishikawa.

Kala gempa Jepang melanda, Shoichi Kobayashi sedang makan malam tahun baru bersama sang istri dan putranya. Alhasil, perabotan rumah tangga beterbangan di ruang makan mereka.

“Bahkan gempa susulan membuat saya sulit untuk berdiri tegak,” tambahnya.

Diterpa gempa, rumah Shoichi rusak parah sampai ia dan keluarga harus tidur di dalam mobil.

Sebelumnya, Badan Meteorologi Jepang menginformasikan ada sekitar 200 getaran yang terdeteksi sejak gempa pertama kali terjadi.

Deretan Gempa Bumi Besar di Jepang dalam 30 Tahun Terakhir

Jepang merupakan negara yang terletak di Cincin Api Pasifik, dalam artian menjadi daerah yang sering mengalami gempa bumi dengan gunung berapi dan palung samudra yang sebagian mengelilingi Cekungan Pasifik.

Disebutkan bahwa Jepang menyumbang sekitar 20% gempa bumi dengan kekuatan 6 SR atau lebih besar di dunia dan setiap tahunnya menghadapi hingga 2.000 gempa.

  • 16 Januari 1995, gempa bumi berkekuatan 7,3 SR menghantam Jepang bagian tengah, menghancurkan Kota Pelabuhan Barat Kobe. Akibatnya, lebih dari 6.400 orang tewas dan kerusakan terjadi dengan perkiraan mencapai $100 miliar.
  • 23 Oktober 2004, gempa berkekuatan 6,8 SR menerpa wilayah Niigata, sekitar 250 km (150 mil) di utara Tokyo, 65 orang tewas dan melukai 3.000 orang.
  • 11 Maret 2011, gempa bumi berkekuatan 9,0 SR dan tsunami melanda Timur Laut Jepang, hampir 20.000 orang tewas dan Fukushima hancur, menjadikan bencana nuklir terburuk di dunia sejak Chernobyl.
  • 16 April 2016, gempa bumi berkekuatan 7,3 SR melanda Kumamoto di Pulau Selatan Jepang, lebih dari 220 orang tewas.
  • 18 Juni 2018, gempa bumi berkekuatan 6,1 SR di Kota Osaka, menewaskan 4 orang, ratusan orang luka-luka, dan menghentikan produksi pabrik di kawasan industri.
  • 6 September 2018, gempa bumi berkekuatan 6,7 SR menghancurkan Pulau Hokkaido di utara Jepang, 7 orang tewas, menyebabkan tanah longsor, dan memutus aliran listrik bagi 5,3 juta penduduk.
  • 13 Februari 2021, gempa bumi berkekuatan 7,3 SR menerpa lepas pantai Fukushima di Jepang Timur, puluhan orang terluka dan mengakibatkan pemadaman listrik.
  • 16 Maret 2022, gempa berkekuatan 7,3 SR menghantam Pesisir Pantai Fukushima, 2 orang tewas dan 94 orang luka-luka.

Demikian deretan gempa yang terjadi di Jepang dalam 30 tahun terakhir.***

Penulis: Annisaa Rahmah

Exit mobile version