Tuturpedia.com – Fahri Hamzah turut menanggapi kabar bergabungnya koalisi kubu 01 Anies Baswedan dan kubu 03 Ganjar Pranowo, untuk melawan Prabowo di Pilpres 2024 jika sampai pada putaran dua.
Fahri berujar hal ini merupakan bentuk kekecewaan dan kemarahan kedua kubu yang tidak rasional.
Wakil Ketua Umum Partai Gelora yang juga TKN Prabowo ini menuturkan, bergulirnya isu ini hanya akan mengganggu stabilitas di Indonesia.
Terlebih saat ini masyarakat tengah menantikan sosok pemimpin yang dapat menyatukan bangsa, dan menghindari konflik kepentingan.
Fahri kemudian mengingatkan tentang peristiwa Pemilu 2014 dan 2019. Kata Fahri, Pemilu yang berlangsung tersebut merupakan sebuah kepingan ekstrem dalam konfigurasi pemilih.
Karenanya, menurut Fahri, dalam desain rekonsiliasi Prabowo dan Jokowi, keduanya justru ingin menghilangkan kepingan kutub ekstrem tersebut.
“Alhamdulillah ternyata ini makin lama makin membesar. Karena ada kesadaran rakyat menghilangkan ekstrem dari pemilu lama itu. Tapi rupanya mereka nggak mau kalah, mereka mengabaikan fakta pada dasarnya mereka tidak bisa disatukan,” jelas Fahri saat berkunjung di Lombok, Selasa (16/1/2024).
Fahri menduga rencana bersatunya kubu Anies dan Ganjar menggambarkan kemarahan dan kekecewaan dari kedua kubu.
“Itulah sebabnya sumbernya itu bukan konsep dan agenda nasional untuk kepentingan bangsa, dasarnya muncul hanya karena kemarahan-kemarahan dan kekecewaan. Akhirnya mereka gampang sekali bergabung menghilangkan konsep kehadirannya,” ujarnya.
“Kalau Pak Prabowo dan Pak Jokowi konsepsional mereka bagaimana tentang menuju rekonsiliasi dalam penyatuan kabinet. Sementara yang dua ini karena kecewa saja, sekarang tiba-tiba yang kecewa ini mau gabung. Artinya dasar munculnya ini nggak kuat. Terus ngapain menjadi yang berbeda,” sambungnya.
Fahri Mengajak Kedua Kubu Bersatu Dukung Prabowo
Fahri kemudian mengajak kubu Anies dan Ganjar bergabung, guna mendukung pasangan calon presiden 02 Prabowo-Gibran di Pilpres 2024.
“Karena itu kami mengimbau kepada semuanya mari bergabung di 02, kita tuntaskan Pemilu ini sekali putaran tanggal 14 Pebruari 2024, supaya kita menutup pintu bagi kemungkinan intervensi kekuatan asing dan kekuatan politik global yang ingin mengganggu stabilitas Indonesia,” ujarnya.
Menurutnya, apabila kedua kubu bersatu mendukung Prabowo, maka akan tercipta transisi kepemimpinan yang berjalan dengan damai, biaya murah, ongkos sosial murah dan tidak ada ketegangan setelah Pemilu berakhir.
“Mari kita satukan bangsa menuju Indonesia Emas 2045,” pungkas dia.***
Penulis: Angghi Novita
Editor: Nurul Huda















