banner 728x250

Israel Tolak Gencatan Senjata, Benjamin Netanyahu: Tidak Akan Terjadi

Israel tolak gencatan senjata atas perang dengan Hamas. Foto: Instagram.com/israelipm
Israel tolak gencatan senjata atas perang dengan Hamas. Foto: Instagram.com/israelipm
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.com – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa Israel menolak gencatan senjata atas perang dengan Hamas.

Terkait Penolakan ini, ia sampaikan pernyataannya melalui YouTube IsraeliPM pada (31/10/2023).

Dalam pernyataan itu, Benjamin Netanyahu menerangkan bahwa sejak perang 7 Oktober 2023 lalu, Israel telah berperang dengan Hamas.

Israel pun tidak menginginkan perang ini terjadi. Namun, Netanyahu blakblakan mengatakan bahwa Israel justru akan memenangkan perang ini.

“Saya ingin memperjelas posisi Israel mengenai gencatan senjata. Sama seperti Amerika Serikat yang tidak akan menyetujui gencatan senjata setelah pengeboman Pearl Harbor, atau setelah serangan teroris 9/11. Israel tidak akan menyetujui penghentian permusuhan dengan Hamas setelah serangan mengerikan pada tanggal 7 Oktober,” ucap Benjamin Netanyahu.

Menurut dia, melakukan gencatan senjata artinya menyerah. Dengan demikian, ia bersama Israel memilih untuk tidak menyerah dan tetap melanjutkan perang melawan Hamas.

“Seruan gencatan senjata adalah seruan agar Israel menyerah pada Hamas, menyerah pada terorisme, menyerah pada barbarisme. Itu tidak akan terjadi,” tegas Benjamin Netanyahu.

Kemudian, PM Israel mengingatkan soal Tragedi Holokaus serta menyinggung Iran, yang menyambungkan kepada Hamas karena memberlakukan rakyat Israel dengan semena-mena.

“Dan mereka adalah bagian dari poros kejahatan yang telah dibentuk oleh Iran, poros teror yang bekerja dengan mempersenjatai, melatih, dan mendanai Hamas di Gaza, Hizbullah di Lebanon, Houthi di Yaman dan proksi teror lainnya di seluruh Timur Tengah dan sekitarnya,” ujar Benjamin.

Dia pun memperjelas, ini adalah titik balik bagi para pemimpin dan bangsa yang mencakup keputusan apakah Israel bersedia berjuang demi masa depan yang penuh harapan atau menyerah kepada tirani dan teror.

Hamas Cegah Warga Palestina Tinggalkan Gaza

Beberapa waktu lalu, Israel sempat menyerukan agar warga sipil Palestina meninggalkan wilayah yang berkaitan dengan konflik bersenjata termasuk Gaza.

Namun, PM Israel mengatakan bahwa Hamas melarang warga sipil sambil menodongkan senjata.

Lebih lanjut, Benjamin memberitahukan ada lebih dari 200 warga Israel di bawah kendali Hamas alias menjadi sandera, termasuk 33 anak-anak.

Baginya, perang yang terjadi sampai saat ini juga menjadi bentuk permintaan pertanggungjawaban Hamas atas kejahatan perang yang dengan sengaja menargetkan warga sipil Israel dan menggunakan warga sipil Palestina sebagai tameng.

“Hal ini berarti meminta pertanggungjawaban Hamas atas kejahatan perang ganda yang dilakukannya setiap hari dengan sengaja menargetkan warga sipil Israel dan menggunakan warga sipil Palestina sebagai tameng manusia. Hal ini berarti memperjelas bahwa penggunaan perisai manusia bukan hanya merupakan taktik teror yang tidak bermoral, tapi juga tidak efektif,” ungkapnya.

Dengan begitu, menurut Benjamin, masyarakat internasional menyalahkan Israel, karena rakyat Palestina telah dijadikan alat bagi mereka untuk berperang.

Menuntut Agar Para Sandera Dibebaskan

Israel menuntut agar para sandera segera dibebaskan tanpa syarat, menurutnya setiap negara yang beradab harus mendukung Israel.

Benjamin Netanyahu berkeyakinan bahwa negaranya akan melawan hingga akhirnya meraih kemenangan.

“Alkitab mengatakan bahwa ada waktu untuk damai dan ada waktu untuk perang. Ini adalah waktu untuk perang, perang untuk masa depan kita bersama,” tuturnya.***

Penulis: Annisaa Rahmah

Editor: Nurul Huda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses