Tuturpedia.com – Kementerian Kesehatan Gaza menyatakan, sedikitnya 112 warga Gaza meninggal dunia akibat serangan tembakan tentara Israel, di Barat Daya Kota Gaza, pada Kamis (29/2/2024).
Israel menembaki warga Gaza ketika mereka sedang mengantre bantuan makanan yang dibagikan. Serangan Israel ini juga menyebabkan lebih dari 750 warga Gaza mengalami luka-luka.
Saat pembantaian, warga Gaza yang kelaparan berkumpul di Jalan Al-Rashid, di mana truk-truk bantuan yang membawa tepung diyakini sedang dalam perjalanan.
“Kami pergi mencari tepung. Tentara Israel menembaki kami. Ada banyak martir di lapangan dan sampai saat ini kami sedang diincar. Tidak ada pertolongan pertama,” kata salah satu saksi, dilansir Tuturpedia dari Al Jazeera, Jumat (1/3/2024).
Puluhan jenazah warga yang tewas, maupun yang terluka dibawa dengan truk karena tidak ada ambulans yang bisa mencapai daerah tersebut.
Tentara Israel berdalih, mereka melakukan serangan tersebut karena terdesak.
“Menurut mereka, pasukan mereka merasa terancam sehingga para tentara Zionis merespons dengan melepaskan tembakan,” ungkap laporan Al Jazeera.
Setelah melepaskan tembakan, tank-tank Israel maju dan menabrak banyak korban tewas dan terluka.
“Ini adalah pembantaian, selain kelaparan yang mengancam warga di Gaza,” ucapnya.
Korban tewas dan luka-luka dibawa ke empat rumah sakit di Gaza, yakni rumah sakit Al-Shifa, Kamal Adwan, Ahli, dan rumah sakit Yordania. Ambulans tidak dapat mencapai daerah tersebut karena jalanan “hancur total. Sehingga, banyak pula warga yang menggunakan gerobak untuk membawa para korban ke rumah sakit.
“Jumlahnya akan meningkat. Rumah sakit tidak mampu lagi menampung pasien dalam jumlah besar karena kekurangan bahan bakar, apalagi obat-obatan. Rumah sakit juga kehabisan stok (donor) darah,” lanjut laporan itu.
Hingga kini, masyarakat Gaza masih dilanda kelaparan lantaran terhambatnya bantuan makanan. Bahkan, banyak bayi yang meninggal dunia akibat tidak tersedianya makanan bagi mereka.
Seorang pria Palestina mengatakan bahwa serangan militer Israel adalah sebuah “kejahatan.”
“Saya sudah menunggu sejak kemarin. Sekitar pukul 04.30 pagi truk mulai lewat. Begitu kami mendekati truk bantuan, tank dan pesawat tempur Israel mulai menembaki kami, seolah-olah itu adalah jebakan,” tuturnya.
“Kepada negara-negara Arab, saya katakan, jika Anda ingin kami terbunuh, mengapa Anda mengirimkan bantuan? Jika ini terus berlanjut, kami tidak ingin ada bantuan yang disalurkan sama sekali. Setiap konvoi yang datang berarti pembantaian lagi,” sambung warga tersebut.
Israel melancarkan serangan mematikan di Jalur Gaza, pasca serangan yang dilakukan Hamas pada tanggal 7 Oktober 2023. Dalam waktu lebih kurang lima bulan sejak serangan Israel pertama, lebih dari 30.000 warga Gaza telah tewas. Kebanyakan korban tewas adalah wanita dan anak-anak.***
Penulis: Angghi Novita
Editor: Annisaa Rahmah