banner 728x250

Israel Serang Rumah Sakit di Gaza Utara, Relawan Medis Indonesia Diusir Paksa

Beberapa keluarga pasien RS Kamal Adwan, Gaza Utara berhasil dievakuasi. Foto: x.com/DrTedros
Beberapa keluarga pasien RS Kamal Adwan, Gaza Utara berhasil dievakuasi. Foto: x.com/DrTedros
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.com – Pasukan Israel menyerbu Rumah Sakit Kamal Adwan di Beit Lahiya di Gaza Utara pada Jumat (6/12/2024) malam, mengusir beberapa staf dan orang-orang yang mengungsi sebelum mundur hingga membiarkan mayat-mayat orang yang tewas akibat serangan udara berserakan di jalan.

“Pagi ini, kami terkejut melihat ratusan mayat dan orang yang terluka di jalan-jalan di sekitar rumah sakit. Situasi di dalam rumah sakit dan sekitarnya sangat buruk. Ada banyak sekali martir (yang meninggal) dan orang yang terluka dan tidak ada dokter bedah yang tersisa,” kata Abu Safiya melansir laman Reuters, Sabtu (7/12/24).

Direktur Rumah Sakit Hussam Abu Safiya mengatakan serangan itu dimulai dengan serangkaian serangan udara di sisi barat dan utara Kamal Adwan disertai dengan penembakan hebat.

Dia mengatakan pasukan yang menyerbu rumah sakit memerintahkan semua staf, pasien, dan orang-orang yang mengungsi ke halamannya sebelum mengizinkan mereka beberapa jam kemudian untuk kembali ke dalam. 

Mereka juga memerintahkan beberapa staf termasuk tim bedah darurat Indonesia dan beberapa orang yang mengungsi untuk meninggalkan tempat itu untuk selamanya.

Militer Israel tidak segera menanggapi permintaan komentar. Masih dengan alasan yang sama, mereka menuduh militan Hamas menggunakan bangunan sipil termasuk rumah sakit dan sekolah untuk perlindungan operasional selama perang Gaza selama 14 bulan. Hamas membantahnya, menuduh Israel melakukan pemboman dan serangan tanpa pandang bulu.

Selain itu, World Health Organization (WHO) menuturkan bahwa serangan IDF ke Rumah Sakit Kamal Adwan di Beit Lahiya di Gaza Utara ini dilakukan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. 

Dilansir dari laman Reuters, Rik Peeperkorn dari WHO mengatakan fakta bahwa serangan terhadap rumah sakit itu terjadi hanya seminggu setelah Otoritas Israel memfasilitasi masuknya tim medis darurat Indonesia ke sana.

Peeperkorn mengatakan WHO tetap khawatir dengan lambatnya evakuasi medis dari wilayah yang dikepung Israel. Dengan kecepatan evakuasi saat ini, akan memakan waktu lima hingga 10 tahun untuk memindahkan sekitar 12.000 pasien Gaza ke tempat-tempat di mana mereka dapat menerima perawatan.

“Kami mendesak agar semua koridor digunakan dengan cepat dan efisien untuk memungkinkan semua pasien menerima perawatan yang menyelamatkan nyawa tepat waktu,” kata WHO.

Hingga saat ini, Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan tiga rumah sakit utama di ujung utara daerah kantong itu hampir tidak berfungsi dan telah diserang berulang kali sejak Israel mengirim tank ke Beit Lahiya dan Beit Hanoun serta Jabalia sejak bulan Oktober 2024.***

Penulis: Anna Novita Rachim

Editor: Annisaa Rahmah