Tuturpedia.com – Kondisi ekonomi Israel diisukan semakin goyah setelah serangan semakin melebar ke Laut Merah.
Dua perusahaan pelayaran terbesar di dunia, Maersk dan Hapag-Lloyd menangguhkan jalur melalui selat Laut Merah yang merupakan jalur penting bagi perdagangan global, setelah serangan pemberontak Yaman di wilayah tersebut.
Serangan yang terjadi pada Jumat (15/12) yang dilakukan oleh kelompok Houthi dikonfirmasi sebagai serangan yang ditujukan untuk menekan Israel selama perang dua bulan dengan militan Hamas Palestina di Jalur Gaza.
Dikutip dari laman France 24, Minggu (17/12/23) ketegangan maritim antara Israel dan pihak Yaman menambah kekhawatiran jika konflik Gaza bisa semakin meluas.
Perusahaan transportasi Jerman Hapag-Lloyd diketahui telah menghentikan lalu lintas kapal kontainernya di Laut Merah hingga 18 Desember 2023 nanti. Hal ini diputuskan setelah Houthi menyerang salah satu kapalnya di wilayah tersebut.
“Hapag-Lloyd mengganggu semua lalu lintas kapal kontainer melintasi Laut Merah hingga Senin,” kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan yang dikirim ke AFP.
Juru bicara Hapag-Lloyd juga mengatakan, ada satu kapal mereka yang disita oleh pihak Houthi. Kapal tersebut berada dalam perjalanan dari pelabuhan Piraeus di Yunani ke Singapura. Tidak ada korban jiwa dari serangan ini dan kapal pun bisa tetap melanjutkan perjalanan ke tujuannya.
Sama halnya dengan Hapag-Lloyd, Perusahaan Denmark, Maersk, juga memberikan informasi yang sama setelahnya.
“Kami telah menginstruksikan semua kapal Maersk di wilayah yang akan melewati Selat Bab al-Mandab untuk menghentikan sementara perjalanannya hingga pemberitahuan lebih lanjut,” kata pihak Maersk.
Salah satu kapal Maersk Gibraltar diketahui sempat hampir celaka setelah mendapatkan serangan dari kapal tak berawak.
Serangan itu terjadi setelah awak kapal menolak menanggapi seruan angkatan laut Yaman dan hal itu dimaksudkan sebagai pembalasan atas penindasan terhadap rakyat Palestina.
Dikutip dari laman The Guardians, untuk memberikan perlindungan kepada kapal-kapal yang akan berlayar, Amerika Serikat dan Inggris diketahui telah menembakkan drone yang dicurigai menyerang kapal-kapal pengapalan di Laut Merah di tengah serangan pemberontak Yaman di wilayah tersebut.
Dalam pernyataannya, Menteri Pertahanan Inggris, Grant Shapps, mengatakan bahwa pada malam hari, HMS Diamond menembak jatuh pesawat tak berawak yang diduga menyerang yang menargetkan kapal dagang di Laut Merah. Satu rudal Sea Viper ditembakkan dan berhasil menghancurkan sasaran.
“Serangan serangan ilegal baru-baru ini merupakan ancaman langsung terhadap perdagangan internasional dan keamanan maritim di Laut Merah. Inggris tetap berkomitmen untuk menangkis serangan-serangan ini untuk melindungi arus bebas perdagangan global,” ungkap Shapps.
Sementara itu, sebuah kapal perusak berpeluru kendali yang dimiliki oleh Amerika Serikat berhasil menembak jatuh 14 drone yang diluncurkan oleh Houthi di Laut Merah pada Sabtu (16/12).***
Penulis: Anna Novita Rachim
Editor: Nurul Huda